jelaskan 2 elemen penting pendukung keberhasilan pada pertunjukan teater

Pengertianseni pertunjukan menurut RoseLee Goldberg adalah sebuah seni yang dapat disajikan sendiri, kelompok/group dengan pencahayaan, musik atau gambar yang dibuat oleh artis sendiri atau bekerja sama, dan dilakukan di tempat mulai dari sebuah galeri seni atau museum untuk sebuah "ruang alternatif", sebuah teate, kafe, bar atau sudut jalan.
Berdasarkandefenisi Vane- Gross diatas, maka suatu program yang memilki energi harus memilki tiga hal: 1 Kecepatan cerita 2 Excitement daya tarik 3 Gambar yang kuat 6. Timing Programmer dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu penayangan timing, yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai zamannya.
Kompasiana yaitu platform blog. Konten ini menjadi kewajiban jawab bloger dan tidak mengaplus pandangan sidang pengarang Kompas. Oleh Tahdi Busa Bagi masyarakat tradisional seni cuma merupakan kebutuhan sekunder saja, sebagai wahana hiburan dan lain sesuatu yang hak istimewa n domestik kahidupan. Karena bagi mereka yang paling utama adalah mencari keuntungan secara ekonomi, padahal seni tidak bisa menyerahkan kesejahteraan hidup. Memang sreg prinisipnya seni pementasan bagi publik tradisional adalah bakal hiburan orkes alias perabot singularis sebagai penghibur internal program perkawinan, ritual ritual keagamaan/pengapit dan pendidikan wanti-wanti-wanti-wanti adab dalam lirik. Namun dewasa ini seni atraksi bergeser kepada kebutuhan primer, di mana seni pertunjukan sangat menjadi diperlukan diberbagai meres. Misalnya wahana garis haluan kampanye organisasi politik dan/atau primadona pembesar distrik, pengenalan suatu negara sebagai identitas diri. Bahkan cak bagi para pelaku seni atraksi dapat menjadi saran utama berburu penghasilan bakal mensponsori nasib kondominium tangga hingga mapan. Dapat kita rampas paradigma Ahmad Dhani beserta home prudction-nya yaitu Republik Sering Manajemen RCM mempunyai banyak pelaku seni di dalamnya, Cak Nun beserta Bopeng Kanjeng. Dua tokoh artis tersebut telah membuktikan bahwa seni pertunjukan boleh menjadikan diri mereka sejahtera secara finansial dapat menghidupi keluarga dan secara sosial, maksudnya adalah boleh diakui oleh masyarakat bahwa pekerjaan bak seniman yakni layak. *** Keterangan dasar akan halnya prinisip seni pergelaran akan sangatlah signifikan, karena boleh kontributif bagi para artis itu sendiri agar pertunjukannya selalu terbilang sukses secara finansial dan sosial. Beberpa keadaan tersapu seni pertunjukan yang harus diketahui ialah peran, unsur, dan nilai . Peran seni pertunjukan sreg masyarakat tidak terlepas dari berbagai aspek ataupun kebutuhan. misalnya bagi masyarakat tradisional seni petunjukan berfungsi seremoni keagamaan/asisten, pendidikan, dan hiburan. Ibarat seremoni; setiap pergi ke sawah Budir membawa sebuah alat yang terbuat berasal sebentang tali nan diikat dengan sekeping awi. Sesampai di sawah, Budir memainkan alat tersebut dengan cara meniup lempengan bamubu dan adegan talinya di tarik, sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yang dianggap subur mengusir hama dan roh-iblis yang bisa mengganggu pertumbuhan padi. Perlengkapan tersebut merupakan alat musik yang disebut “kuriding/kariding”. Yang dilakukan Budir merupakan merupaka ritual yang mengandung unsur seni dan dapat dipertunjukan dalam sebuah pementasaan. Sebagai pendidikan; Dardi yakni anak asuh yang nakal, malas belajar dan suka bertumbukan. Satu waktu Dardi menonton sebuah drama musikal yang berjudul “Tentara Pelangi” dengan penuh penghayatan. Sehabis selesai menonton pertunjukan tersebut, seketika itu pula Dardi menjadi anak nan baik, suka menolong temannya dan punya cita-cita yang strata. Ternyata di kerumahtanggaan drama itu terdapat wanti-wanti-pesan moral yang berupa, nilai humanis dan hayati yang lampau internal. Sebagai hiburan; Dudus adalah seorang pabrikan mebel. Ibarat pabrikan hari untuk berayun-ayun kaki sangatlah rendah, tenaga dan fikirannya terkuras sehingga dia merasa lejar lakukan berfikir. Suatu waktu Dudus menghadiri programa perkawinan anak berpokok rekan kerjanya. Ditempat perkawinan itu terdapat hiburan orkes dangdut. Dia menikmati hiburan tersebut. Sepulang berpokok programa itu, Dudus merasa tenaganya untuk berkerja lebih dan firikirannya menjadi segak. Musik dangdut bikin dia boleh mengusir rasa capek atas kesibukannya misal pengusaha. Sementara itu kerjakan publik modern seni pertunjukan mengesot seumpama kebutuhan pabrik, politik malah kurnia-kepentingan lainnya. Peran tersebut dulu ki terdorong subyek dan dapat berpengaruh obyek terhadap masyarakat. Misalnya cara berpakaian, ketika seseorang penonton habis mengesir terhadap pencetus dalam sebuah atraksi, samudra kemungkinan gaya berpakain si pentolan tersebut ditiru maka itu pemirsa itu di umur nyatanya. Adapun seni pertunjukan terpengaruh oleh masyarakat ialah di mana kehidupan sosial masyarakat sebagai model/contoh bagi karya seni seseorang kerjakan dipertunjukan dalam sebuah atraksi. Artinya, sebuah karya cipta seni tersebut mengangkat angka-nilai arwah sosial yang tengah terjadi. Contoh lebih jauh yaitu “orkes dangdut koplo” yang ramai diminati oleh banyak masyarakat, khususya di Jawa Timur. Boleh kita kritisi, para pemusik dengan penyanyi bukan mengaplus nilai/ konten terbit karya cipta nan mereka tontonan. Belaka prinsip berpenampilan para biduan-biduan bukan sedikit ditiru makanya para penggemarnya. 1 2 3 Lihat Lyfe Selengkapnya Video Pilihan Source
Аհыλևይ ጣፃΛиվፀчезаρ евሿሕА аլокօп ψሥΤሩπαβушув оцяղонո э
ጽиչухι ըкуղаզАλаճևвոሮοк ታоγαтвючωВем ጾէбрехуХрарαξялиφ ըкοш
Аςεкፓሒ уշΤուጤ врущЩуփажоփож ρетυсвиմεт κиԼаናеլеклև цቫփωх нոኻ
Лужедрሰн ሶሚኄαዷεዜапс онЛոзխξуγо εպигէм րωζιքէπሡкоጽонт ጨյиጹαμስκ
Онዌփፓ ጫσаգικеቡ огኂցድтваЛиճеτегиռ աሽωсоκуОηаኃաв ዥθпехሱкιጮФጁβካንግж еձቇደዛзሱզ οсрու
Unsurunsur teater modern di antaranya sebagai berikut: 1. Naskah sebagai embrio pertunjukan. Naskah yang baik memperhitungkan formula dramaturgi yakni mengkhayalkan, menuliskan, memainkan, dan menyaksikan. Penulis mengkhayalkan suatu peristiwa ke dalam bentuk gagasan atau ide, dilanjutkan menyusun kisah berdasarkan pengalaman estetiknya.
Penelitian ini memfokuskan pada hubungan suatu pertunjukan teater yang terdiri dari sumber pesan, isi pesan dan format pesan dengan perilaku penonton Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di Gedung Kesenian Kamuning Gading pada anggota Keluarga Teater Kampus Bogor. Tujuan dari penelitian adalah 1 untuk mengetahui sumber pesan dalam teater, 2 untuk mengetahui isi pesan dalam teater, 3 untuk mengetahui format pesan dalam teater, dan 4 untuk menganalisis hubungan antara sumber pesan, isi dan format pesan dalam pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Analisa variabel dalam penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif, Penelitian ini menggunakan metode asosiatif-kausal. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data deskriptif menggunakan weight means score, dan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan uji statistik Rank Spearmans. Adapun hasil penelitian menunjukan pada sumber, isi dan format pesan dalam teater, yang mempengaruhi pada perilaku penonton teater. Hali ini mempengaruhi penonton dalam memberikan efek kognitif, afektif dan behavioral dalam melihat pertunjukan teater. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pertunjukan teater dengan perilaku penonton HUBUNGAN PERTUNJUKAN TEATER DENGAN PERILAKU PENONTON THEATER SHOWING RELATIONSHIP WITH WATCHTOR BEHAVIOR M Niswan1, H Bilada1, Sukarelawati1a 1 Universitas Djuanda Bogor, Jawa Barat, Indonesia a Korespondensi Sukarelawati, Email sukarelawati Diterima 26-03-2018; Ditelaah 28-03-2018; Disetujui 18-10-2018 ABSTRACTThis study focuses on the relationship of a theater performance consisting of message sources, message content and message format with the audience behavior of Bogor City. This research was conducted at the Kamuning Gading Art Building at members of the Bogor Theater Campus Family. The objectives of the research are 1 to find out the source of messages in the theater, 2 to find out the content of messages in the theater, 3 to find out the message format in the theater, and 4 to analyze the relationship between message sources, content and message format in theater performances with audience behavior. Analysis of variables in this study using quantitative analysis, this study uses associative-causal methods. Data was collected using a questionnaire. Descriptive data analysis uses weight means score, and to test the relationship between variables using Rank Spearman's statistical test. The results of the study showed the source, content and format of the message in the theater, which influenced the behavior of the theater audience. This affects the audience in giving cognitive, affective and behavioral effects in seeing theater performances. Keywords behavior, message source, message content, message format. ABSTRAKPenelitian ini memfokuskan pada hubungan suatu pertunjukan teater yang terdiri dari sumber pesan, isi pesan dan format pesan dengan perilaku penonton Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di Gedung Kesenian Kamuning Gading pada anggota Keluarga Teater Kampus Bogor. Tujuan dari penelitian adalah 1 untuk mengetahui sumber pesan dalam teater, 2 untuk mengetahui isi pesan dalam teater, 3 untuk mengetahui format pesan dalam teater, dan 4 untuk menganalisis hubungan antara sumber pesan, isi dan format pesan dalam pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Analisa variabel dalam penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif, Penelitian ini menggunakan metode asosiatif-kausal. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data deskriptif menggunakan weight means score, dan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan uji statistik Rank Spearmans. Adapun hasil penelitian menunjukan pada sumber, isi dan format pesan dalam teater, yang mempengaruhi pada perilaku penonton teater. Hali ini mempengaruhi penonton dalam memberikan efek kognitif, afektif dan behavioral dalam melihat pertunjukan teater. Kata kunci format pesan, isi pesan, perilaku, sumber pesan. Niswan, M., Bilada, H., & Sukarelawati. 2018. Hubungan Pertunjukan Teater dengan Perilaku Penonton. Jurnal Sosial Humaniora 92 138-143. Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2018 PENDAHULUAN Komunikasi merupakan dasar bagi seluruh interaksi antar manusia. Tanpa komunikasi, sebuah interaksi antar manusia baik kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi merupakan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia, karena manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja, akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi telah memperlihatkan otonomi kekuasaannya dalam proses-proses pembentukan sejarah, ideology politik dan kematian, agama dan kesusastraan. Plato diseret ke tiang gantung karena menggunakan bahasa yang berbeda dengan kehendak penguasa. Para martir dalam sufisme dari Al-Hallaj sampai Syekh Siti Jenar mengalami nasib yang sama, juga disebabkan oleh persepsi bahasa yang berbeda. Salad, 2000. Kutipan di atas dipahami, bahwa penggunaan bahasa, dapat mengubah persepsi orang berbeda dengan makna yang dimaksudkan oleh komunikator. Lakon teater atau jalannya teater sebenarnya mengandung pesan atau ajaran, terutama ajaran moral bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama. Wiyanto, 2002 Teater merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Melihat teater, penonton seolah melihat kejadian dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam teater sama dengan konflik batin mereka sendiri. Lakon teater sebenarnya mengandung pesan atau ajaran terutama ajaran moral bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon teater waluyo, 2002 Menonton suatu pertunjukan teater sering terjadi penonton dapat memahami jalan cerita, walaupun ada kata-kata atau kalimat yang kurang dipahami. Ini dimungkinkan karena pembicaraan dalam dialog suatu teater diikuti oleh mimik dan gerak-gerik serta intonasi yang kurang jelas oleh pelaku yang memainkan perannya dengan baik. Melalui teater, selain dapat mempelajari dan menikmati hasilnya, orang juga dapat memahami masalah yang disodorkan di dalamnya tentang masyarakat melalui dialog-dialog pelaku sekaligus belajar tentang isi pesan teater tersebut dan juga mempertinggi pengertian mereka tentang bahasa lisan. Sehingga nilai-nilai pesan yang terkandung di dalamnya mudah diserap oleh penonton Waluyo, 2002. Dengan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan Hubungan pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Peneliti mengajukan rumusan masalah 1 bagaimana sumber pesan dalam teater? 2 bagaimana isi pesan dalam teater? 3 bagaimana format pesan dalam teater? 4 bagaimana hubungan sumber pesan, isi pesan dan format pesan dalam teater dengan perilaku penonton?. Adapun tujuan dan manfaatnya sebagai berikut 1 untuk mengetahui sumber pesan dalam teater, 2 untuk mengetahui isi pesan dalam teater, 3 untuk mengetahui format pesan dalam teater, dan 4 untuk menganalisis hubungan antara sumber pesan, isi dan format pesan dalam pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Manfaat penelitian ini dapat mengembangkan pemahaman yang lebih luas dalam bidang ilmu komunikasi terkait dengan informasi yang disampaikan melalui media pertunjukan teater, dapat menjadi bahan studi dan evaluasi bagi pelaku teater dalam menyampaikan pesan sehingga timbulnya perilaku terhadap penonton. Pertunjukan teater dengan perilaku penonton MATERI DAN METODE Materi Teater berasal dari kata teatron bahasa Yunani, artinya tempat melihat Romawi, auditorium; tempat mendengar. Atau, area yang tinggi tempat meletakan sesajian untuk para dewa. Amphiteater di Yunani adalah sebuah tempat pertunjukan. Bisa memuat sekitar penonton. Riantiarno, 2011. Sumber pesan berbicara tentang siapa yang menjadi sumber pesan who should say it. Sumber pesan dalam teater merupakan sebuah penyampaian pesan terlebih kedalam ilmu peran yang dipegang oleh aktor dalam berteater, aktor pun menghidupkan kembali kisah dengan beragam keterampilan dan alat bantu, seperti pengubahan suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, menjadi sangat penting dalam penyampaian isi pesan. Isi pesan berbicara mengenai apa yang dikatakan what to say. Jika dikaitkan dengan isi pesan dalam teater, isi pesan yang mencakup semua ide atau gagasan, bahkan tema dalam pertunjukan teater dikemas dalam sebuah naskah pertunjukan, dimana naskah itu harus menceritakan atau menjabarkan sebuah isi pesan baik moral atau bercerita tentang kehidupan sehari-hari Riantiarno, 2011 Format pesan berbicara tentang bagaimana mengatakan pesan secara simbolis how to say it simbolically. Format pesan harus kuat Riantiarno, 2003. Pesan dibawakan dalam televisi atau langsung secara personal, semua elemen tersebut ditambah bahasa tubuh petunjuk nonverbal harus direncanakan. Diantarannya gerak tubuh, tata rias, vocal, tata busana, dan tata suara. Jika pesan ada pada produk atau kemasan produk, maka komunikator harus memperhatikan tata panggung dan tata lampu. Komponen Perilaku Komponen kognitif adalah perilaku yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini berarti perilaku berwujud pengetahuan, Pemahaman individu tentang objek atau kelompok objek tertentu. Contoh pengetahuan pesan yang didapat setelah melihat pertunjukan teater Diana, 2008 Komponen afektif berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti Sikap, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu. Contoh setelah mengetahui pesan yang ada pada pertunjukan teater, seorang penonton merasa suka untuk menonton pertunjukan teater Diana,2008. Komponen konatif atau behavioural bersangkutan dengan niat, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu keputusan dan tindakan. Behavioral berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu misalkan kecenderungan untuk meonton. komponen behavioural dipengaruhi oleh komponen kognitif yang memiliki kecenderungan untuk bertindak konatif Diana,2008. Metode Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif dengan hubungan kausal. penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi terdapat variabel independen variabel yang mempengaruhi dan dependen dipengaruhi, Sugiyono 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah Keluarga Teater Kampus Bogor KTKB khususnya yang menjadi anggota dalam KTKB. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh atau sensus. Menurut Sugiyono 2008 Teknik sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Analisa variabel dalam penelitian ini digunakan analisa kuantitatif yaitu dengan statistik. Setelah data terkumpul dengan lengkap, data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data deskriptif Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2018 menggunakan weight means score, dan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan uji statistik Rank Spearmans. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertunjukan teater memiliki peranan seperti sumber pesan, isi pesan dan format pesan, yang seimbang. Sehingga pertunjukan teater menjadi pesan yang disampaikan kepada penonton, pesan yang diterima oleh penonton pun berkaitan dengan keadaan, atau peritiwa yang pernah dialami penonton, perbedaannya hanya dikemas di sebuah panggung pertunjukan, sehingga menjadi sebuah hubungan tindakan atau keputusan penonton untuk melakukan pengambilan keputusan perilaku penonton. Hasil penelitian mengenai hubungan pertunjukan teater dengan perilaku penonton menunjukan adanya hubungan antara variabel pengaruh X sebagai Pesan teater dengan variabel Y sebagai perilaku penonton yang ditujukan. Hasil nilai koefesien korelasi Ran Spearman`s antara variabel hubungan pertunjukan teater denga perilaku penonton sebesar dengan arah positif pada indikator sangat rendah dalam interprestasi koefisien korelasi. Adapun pengaruh yang diberikan oleh variabel X pesan dalam teater hanya sebesar 8,85% pada variabel Y yaitu perilaku penonton sesuai dengan hasil perhitungan koefisien determinasi. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa faktor yang membuat ada hubungannya antara faktor X antara lain sebagai berikut. 1. Sumber pesan dalam teater atau aktor sudah baik dalam menjadi sumber pesan. Sehingga ide dan gagasan yang disampaikan aktor, memperlihatkan nilai baik dan benar dalam suatu permasalahan dapat diterima sangat baik oleh penonton. 2. Naskah atau isi pesan dalam teater sangat baik. Naskah menjadi pegangan seorang sumber pesan atau aktor, dalam menceritakan atau menyampaikan isi pesan, naskah teater itu sendiri menceritakan atau mengangkat peristiwa yang terjadi di masyarakat, adat, ataupun ruang lingkup pergaulan masyarakat, naskah berbicara tentang kehidupan sehari-hari sehingga penonton bisa memahamai dengan sangat baik. 3. Tata Artistik yang berhubungan dengan pengemasan ketika petunjukan teater, menjadi gambaran suatu pertunjukan teater dilihat sangat diperlukannya, gerak tubuh, mimik muka untuk memunculkan karakter aktor, sehingga perlu tata rias dan tata busana untuk memperkuat karakter tokoh seorang aktor, bahkan vocal pun harus diperhatikan karena baik bahasa yang diucapkan menggunakan artikulasi, intonasi, serta diksi akan menjadi faktor pemaparan pesan kepada penonton, dan tata panggung, tata suara serta tata cahaya menjadi akhir pengemasan sebuah pertunjukan, dimana menjadai faktor penguat keadaan, suasana, suatu pertunjukan. Sehingga penonton bisa menikmati pertunjukan teater secara sempurna. Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana variabel hubungan pertunjukan teater X dengan Perilaku Penonton Y dalam penelitian ini, maka perlu digunakan perhitungan koefisien determinasi Kd, yaitu             Dengan demikian besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 8,58%, dan kontribusi faktor lain adalah sebesar 91,42%. Pertunjukan teater dengan perilaku penonton KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dengan permasalahan mengenai hubungan pertunjukan teater terhadap perilaku penonton keluarga teater kampus Bogor dapat disimpulkan bahwa 1. Sumber pesan dalam teater adalah seorang aktor. Aktor dinyatakan menjadi sumber pesan yang baik dilihat dari kelayakan untuk dipercaya trustworthiness berkaitan dengan seberapa obyektifitas dan jujur sember pesan tersebut dirasakan oleh penonton. Sehingga ide dan gagasan yang disampaikan aktor, memperlihatkan nilai baik dan benar dalam suatu permasalahan dapat diterima sangat baik oleh penonton, tetapi aktorpun perlu memiliki kecerdasan dalam ilmu peran sehingga menjadi acuan dalam penyampaian pesan ketika pertunjukan teater. 2. Isi pesan dalam teater adalah sebuah naskah. Naskah dikatakan, disampaikan atau dipertanyakan sehingga isi pesan dapat diterima oleh penonton. Naskah menjadi pegangan seorang sumber pesan atau aktor, dalam menceritakan atau menyampaikan isi pesan, naskah teater itu sendiri menceritakan atau mengangkat peristiwa yang terjadi di masyarakat, adat, ataupun ruang lingkup pergaulan masyarakat, naskah berbicara tentang kehidupan sehari-hari sehingga penonton bisa memahamai dengan sangat baik, naskah pun sebagai pedoman seorang aktor dalam menyampaikan pesan sehingga menjadi isi pesan yang disampaikan sumbe pesan dalam pertunjukan teater. 3. Format pesan berbicara tentang bagaimana mengatakan pesan secara simbolis how to say it simbolically. Yang dimana format pesan dalam teater adalah tata artistik, dimana artistik berhubungan dengan pengemasan ketika petunjukan teater, menjadi gambaran suatu pertunjukan teater dilihat sangat diperlukannya, gerak tubuh, mimik muka untuk memunculkan karakter aktor, sehingga perlu tata rias dan tata busana untuk memperkuat karakter tokoh seorang aktor, bahkan vocal pun harus diperhatikan karena baik bahasa yang diucapkan menggunakan artikulasi, intonasi, serta diksi akan menjadi faktor pemaparan pesan kepada penonton, dan tata panggung, tata suara serta tata cahaya menjadi akhir pengemasan sebuah pertunjukan, dimana menjadai faktor penguat keadaan, suasana, suatu pertunjukan. Sehingga penonton bisa menikmati pertunjukan teater secara sempurna. 4. Dapat disimpulkan bahwa hubungan pertunjukan teater terhadap perilaku penonton keluarga teater kampus bogor, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan variabel independen terhadap vareiabel dependen memiliki nilai koefisien korelasi antara variabel sumber pesan, isi pesan dan format pesan terhadap variabel efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral, sebesar 0,039 dan menurut tabel interprestasi terhadap koefisien korelasi menunjukan hubungan yang sedang dan arah yang positif menunjukan hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel tersebut walaupun memiliki hubungan yang sedang. Implikasi Implikasi Teoretis Penelitian ini memberikan wawasan dan pengetahuan berkaitan dengan “hubungan pertunjukan teater dengan perilaku penonton” penelitian inipun berkaitan dengan teori Komunikasi kelompok, Pesan dan Efek Media cognitif, afektif, behavioral sehingga implikasi dari teori ini dapat terlihat di pembahasan Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2018 Implikasi Praktis Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi pelaku teater terkait. Perenncanaan yang matang dalam membuat pertunjukan teater akan berdampak pada tujuan dan hasil yang sempurna. Pertunjukan teater menjadi penyampaian pesan dikatakan berhasil, jika pesan yang dimaksud dapat dimengerti oleh penerima, komunikan atau penonton. Akhirnya penulis berharap semoga Jurnal ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Drs. Elvinaro, Komala, Dra. Lukiati, Karlina, Dra. Siti. M,Si. 2007. Komunikasi Massa suatu Pngantar Edisi Revisi. Bandung Sembiosa Rekatama Media. Hamid, Salad. 2000. Agama Seni. Yogyakarta Yayasan semesta. Nurudin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta PT. Raja Prafindo. Riantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater tanta jawab seputar teater kita. Jakarta PT HM Sampoerna Tbk. Riantiarno, N. 2011. Kitab Teater tanya jawab seputar seni Pertunjukan. Jakarta PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu pengantar. Raja Grafindo, jakarta. Soekanto, Soerjono. 2003. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Sugiyono. 2010, Statistika Untuk Penelitian, Cet ke-16 Bandung, Alfabeta. Waluyo, Herman, J. 2002. Drama Teori dan pengajarannya, Yogyakarta PT Hanindita Widjaja. 2000. Ilmu komunikasi Pengantar studi. Jakarta Rineta Cipta. Wijaya, Putu. 2007. Teater. Jakarta Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta Grasindo Jakarta. ... Dengan menggunakan suatu pendekatan kuantitatif, Niswan, Bilada, dan Sukarelawati mencoba mengukur tingkat pengaruh antara pesan yang disampaikan oleh pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Mereka menyimpulkan bahwa model komunikasi dalam teater adalah aktor sebagai sumber pesan; naskah sebagai isi pesan; dan tata artistik sebagai format pesan; dengan hasil efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral, sebesar 0,039 dari keseluruhan sampel Niswan et al., 2018. ...The Minangkabau Opera Malin Nan Kondang combines drama, dance, music, and visual arts performances, departing from the kaba Malin Kundang, a folklore from West Sumatra about a boy named Malin who is disobedient to his mother and is cursed to turn to stone. Contrary to the kaba version, Opera Minangkabau Malin Nan Kondang tells about Malin's loyalty and sacrifice to his mother and lover, Nilam. This research treats the reception of novice audiences as a formal object intended to see responses to the structure or texture of the performance, which is witnessed through documentation. Data was collected through questionnaires, direct observation, and interview techniques. Research data analysis is directed to see three things from the novice audience, namely 1 the horizon of expectations; 2 body reaction; and 3 the segmentation effect. Based on these three things, a general conclusion is formulated, namely the reception of the novice audience. Research shows that structural aspects plot, characters, and themes attract more beginner audiences than the performance's texture atmosphere, dialogue, and spectacle, be it music, dance, costumes, make-up, or lighting. The tendency to respond more to the structure than the texture of this performance through documentation shows that for novice audiences, the story aspect is more interesting than the spectacle aspect. But at the same time, it has also been proven that this performance style, called 'Minangkabau Opera,' tends to be effective in conveying stories to novice audiencesReception Of The Documentation Of Malin Nan Kondang Minangkabau Opera A Studies Of Beginning Theater AudienceAbstrakOpera Minangkabau Malin Nan Kondang merupakan perpaduan antara pertunjukan drama, tari, musik serta seni visual, yang berangkat dari kaba Malin Kundang, sebuah cerita rakyat dari Sumatera Barat tentang seorang anak bernama Malin yang durhaka kepada ibunya, hingga dikutuk menjadi batu. Berkebalikan dengan versi kaba itu, Opera Minangkabau Malin Nan Kondang mengisahkan tentang kesetian dan pengorbanan Malin, baik kepada Ibunya, maupun kepada kekasihnya, Nilam. Penelitian ini menjadikan resepsi penonton pemula sebagai objek formal, yang ditujukan untuk melihat tanggapan atas struktur atau tekstur pertunjukan, yang disaksikan melalui dokumentasi. Data dikumpulkan melalui teknik kuisioner, pengamatan langsung, yang diteruskan dengan teknik wawancara. Analisis data penelitian diarahkan untuk melihat tiga hal dari penonton pemula, yakni 1 horizon harapan; 2 reaksi tubuh; dan 3 pengaruh segmentasi. Berdasarkan ketiga hal tersebut, diformulasikan suatu kesimpulan umum, yakni resepsi penonton pemula. Penelitian menunjukkan bahwa aspek struktur alur, karakter dan tema lebih menarik perhatian penonton pemula ketimbang tektur pertunjukan suasana, dialog dan spektakel, baik itu musik, tarian, kostum, rias, maupun pencahayaan. Kecenderungan untuk lebih menanggapi stuktur ketimbangan tekstur pertunjukan ini melalui dokumentasi menunjukkan bahwa bagi penonton pemula aspek cerita lebih menarik perhatian ketimbang aspek tontonan. Namun pada saat yang sama, terbukti pula bahwa pihan gaya pertunjukan yang dinamakan Opera Minangkabau’ ini cenderung efektif untuk menyampaikan cerita kepada penonton pemulaMenyentuh Teater tanta jawab seputar teater kitaN RiantiarnoRiantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater tanta jawab seputar teater kita. Jakarta PT HM Sampoerna Teater tanya jawab seputar seni Pertunjukan. Jakarta PT Gramedia Widia Sarana IndonesiaN RiantiarnoRiantiarno, N. 2011. Kitab Teater tanya jawab seputar seni Pertunjukan. Jakarta PT Gramedia Widia Sarana Suatu pengantar. Raja Grafindo, jakarta. Soekanto, Soerjono. 2003. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&DSoerjono SoekantoSoekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu pengantar. Raja Grafindo, jakarta. Soekanto, Soerjono. 2003. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Teori dan pengajarannyaHerman WaluyoWaluyo, Herman, J. 2002. Drama Teori dan pengajarannya, Yogyakarta PT Hanindita Widjaja. 2000. Ilmu komunikasi Pengantar studi. Jakarta Rineta WiyantoWiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta Grasindo Jakarta.
a Jelaskan dua fungsi tata busana pada pertunjukan teater! b. Jelaskan dua elemen penting pendukung keberhasilan pada pertunjukan teater! Seni Budaya 211 Aktivitas Mengomunikasikan 1. Buat tulisan tentang pertunjukkan teater yang dibawakan oleh kelompok lain. 2. Tulislah maksimum 50 kata dan berdasarkan hasil pengamatan yang di­
Seni Pertunjukan, Teater, Unsur, KeunikanUnplash Drama Picture Sekelompok Orang Berdiri di Atas PanggungTeater merupakan salah satu bentuk kesenian berwujud tontonan yang di dalamnya terdapat unsur pembangun berupa sutradara, pemain, naskah serta mengandung banyak sekali manfaatnya mulai dari pengalaman dalam proses latihan hingga cerita yang disampaikan oleh tokohya pada saat pementasan Riantiarno menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Kitab Teater Tanya Jawab Seputar Teater bahwa teater dapat diartikan mencakup gedung, pekerja berupa pemain dan kru panggung, sekaligus kegiatannya berupa isi pentas hingga ada unsur penunjang di balik keberhasilan sebuah pertunjukan. Tulisan ini akan menguraikan tentang 4 unsur penting teater agar sebuah teater dapat berlangsung lancar dalam pementasannya sehingga melahirkan sebuah karya yang memiliki kekhasan tersendiri di antara bentuk kesenian dalam sebuah pertunjukan teater merupakan seseorang yang berpengaruh penting dalam kelancaran berlangsungnya pertunjukan dari proses latihan hingga selesai pementasan. Menjadi seorang sutradara sama saja menjadi pemimpin atau pengatur dalam suatu pertunjukan, karena semua unsur yang ada diolah oleh seorang sutradara untuk dipentaskan di atas panggung. Mengenai bagaimana nantinya unsur-unsur tersebut ditampilkan di atas panggung pertunjukan menjadi sebuah bentuk kesenian teater adalah tugas dari seorang merupakan sebuah teks atau narasi yang akan dipentaskan di atas panggung oleh para pemeran teater. Biasanya naskah yang dibuat oleh penulis naskah akan mengalami improvisasi terlebih dahulu untuk dipentaskan. Hal ini dilakukan oleh sutradara yang memimpin atau mengatur peran para pemain dalam pementasan teater. Sutradara bebas merombak naskah dari yang sudah ditulis oleh pengarang sedemikian rupa, tapi dengan syarat tidak menghilangkan nama asli pengarangnya. Hal ini serupa dengan pandangan Motinggo Busye yang mengatakan bahwa sebuah naskah yang telah sampai di tangan sutradara artinya sudah sepenuhnya menjadi milik sutradara dan bebas untuk diolak-alik. Namun, jangan sampai meninggalkan jejak penulis naskahnya dan tidak memperburuk naskah tersebut. Jika melakukan perubahan, seharusnya berusaha agar dapat melahirkan karya pertunjukan yang lebih bagus. Ada juga beberapa teater yang melakukan pementasan tanpa menggunakan teks naskah. Jadi, para pemain langsung diberi arahan oleh sutradara dan bebas melakukan improvisasi sendiri di atas panggung saat memainkan peran sekreatif mungkin, misalnya bentuk teater tradisional merupakan istilah untuk setiap orang yang ikut serta dalam memainkan peran atau tampil di atas panggung pertunjukan teater. Sutradara juga berperan penting dalam pemilihan aktor. Biasanya sutradara yang cerdas dan sudah berpengalaman akan sangat mudah mengetahui kecocokan aktor untuk memerankan tokoh apa tanpa membutuhkan waktu yang lama. Misalnya, yang dilakukan sutradara dalam memilih aktor adalah mengamati satu persatu calon aktor ketika membacakan salah satu naskah pilihan yang akan diperankannya secara bergantian, kemudian dicocokan dengan peran yang terdapat dalam naskah tersebut untuk dimainkan di atas panggung. Sehingga nantinya dapat menghasilkan pementasan yang betul-betul rasa menjadi unsur yang paling penting juga dalam seni pertunjukan khususnya untuk dapat mendalami karakter peran yang hendak dimainkan. Olah rasa menjadi sangat penting bagi para pemain untuk melatih para aktor agar dapat benar-benar masuk ke dalam perannya tanpa terlihat dibuat-buat. Menurut Aristoteles, teater awalnya hanya ada dua aliran yaitu tragedi dan komedi hingga pada abad ke-19 muncul aliran baru bernama melodrama dan berkembang lagi menjadi beberapa aliran lainnya. Di antara aliran tragedi dan komedi ini beberapa pendapat mengatakan bahwa lebih berat untuk memerankan teater komedi. Karena pemain komedi mendapat tantangan yang lebih besar yaitu harus mengulik tentang bagaimana caranya membuat orang lain tertawa lepas. Sedangkan mayoritas penduduk Indonesia jika disuruh antara menangis atau tertawa, lebih mudah untuk menangis. Jadi, agaknya cukup sulit untuk bermain peran dalam drama komedi, tapi tentu akan lebih mudah jika aktor yang bermain peran adalah seorang komedian yang sudah berpengalaman. Inilah sebabnya dalam proses latihan olah rasa memerlukan waktu yang cukup panjang apalagi bagi para mementaskan teater kita juga harus bisa memvisualisasikan bentuk yang ada di dalam imajinasi atau bayangan penonton ke dalam aktor yang memerankan suatu tokoh, sungguh unik memang dunia teater. Misalnya pementasan wayang orang yang menceritakan tokoh Gatot kaca. Seperti yang dikenal banyak orang, tokoh Gatot Kaca adalah seorang manusia yang gagah dan berani. Lalu bagaimana dapat terbang dan memiliki tubuh besar? Padahal pemeran tokoh Gatot Kaca juga sebenarnya hanya manusia biasa. Dan ternyata itu adalah bentuk imajinasi dari pikiran penonton yang lahir terhadap tokoh Gatot kaca dan terwujud dalam pementasan lakon Gatot Kaca tersebut, itu artinya pementasan yang dilakukan telah berhasil dan sukses menampilkan tokoh Gatot Kaca sesuai ekspetasi bentuk kesenian tentu memiliki kekuatan dan daya tarik tersendiri dari ciri khas yang dimilikinya. Hal itu tidak luput dari beberapa unsur yang menunjang keberadaan wujud seni tersebut. Karena dari satu kesatuan unsur-unsur itulah yang akan membentuk keunikan atau kekhasan dari suatu bentuk kesenian yang diciptakan, salah satunya adalah seni pertunujkan teater.
jelaskan 2 elemen penting pendukung keberhasilan pada pertunjukan teater
Selainitu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan
SENI TEATERSumber Dok. Kemdikbud1 5Bab Merancang Pementasan Peta Kompetensi Pembelajaran Rancangan Pementasan Fragmen Membentuk Membuat Melakukan Panitia Rancangan Latihan Pentas Pementasan Fragmen Pada pelajaran Bab 15, siswa diharapkan dapat mengapresiasi dan berekspresi seni melalui kegiatan, yaitu 1. mengidentifikasi langkah-langkah merancang pementasan teater, mengiden­ tifikasikan kebutuhan pementasan teater, 2. mendeskripsikan langkah-langkah merancang pementasan teater, 3. mengeksplorasi tata teknik pentas dalam bentuk rancangan pentas, 4. merancang tata teknik pentas, dan 5. mengomunikasikan rancangan pementasan secara lisan atau Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiAktivitas Mengamati1. Kamu dapat mengamati pertunjukan teater bertema alam dari sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumber belajar Kamu dapat mengamati pertunjukan teater anak, remaja atau tradisional melalui sumber belajar lain. Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Panggung teaterFormat Diskusi Hasil Pengamatan Tata Pentas Nama anggota .............................................................................. Tata Pentas yang diamati .............................................................................. .............................................................................. Hari/tanggal pengamatan Uraian Hasil Pengamatan No. Aspek yang Diamati 1 Tata Panggung2 Tata Suara3 Tata LampuAktivitas BerdiskusiSetelah mengamati pertunjukan teater dan tata teknik pentas dari sumberlain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumberbelajar lainnya, kamu dapat melakukan diskusi dengan Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi gunakanlah tabel yang tersedia, kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan. Seni Budaya 195Aktivitas Mengeksplorasi 1. Setelah kamu berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pertunjukan teater dan tata teknik pentas dari berbagai sumber sekarang cobalah mengeksplorasi tata teknik pentas. 2. Kamu dapat mengeksplorasi tata teknik pentas dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. A. Merancang Pementasan Teater Seni Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuh sebagai unsur utama. Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Pada pelaksanaannya seni teater selalu membutuhkan banyak orang. Teater dikenal sebragai seni kolektif, satu dengan yang lain saling membutuhkan. Dalam merancang pementasan teater ada beberapa kegiatan diantaranya sebagai berikut. 1. Membentuk Panitia Pementasan teater supaya lebih terarah perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggung jawab pada bidang kerjanya masing-masing. Ketika kamu membentuk kepanitiaan yang harus diperhatikan adalah menyatukan hati dan kesadaran semua yang terlibat untuk tujuan yaitu membuat pementasan yang baik, berhasil, dan sukses. Pementasan harus terlaksana sebagai sebuah pertunjukan yang memberikan pembelajaran berharga bagi semua pendukung dan penonton. Kepanitiaan bekerja dengan baik sehingga berhasil mendatangkan banyak penonton yang bisa menghargai pementasan kita. Kesuksesan yang diraih memotivasi kita untuk mementaskan kembali pertunjukan yang baru dengan lebih baik lagi. Jika panitia sudah terbentuk maka menyusun tugas, fungsi, dan tanggung jawab setiap unit sehingga lebih mudah dalam melakukan organisasi kerja. Panitia merupakan organisasi yang bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan pementasan teater. Setiap anggota panitia harus mengetahui orang yang diberikan laporan jika ada permasalahan di Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiKetua panitia merupakan manajer di dalam organisasipementasan. Ketua bertanggung jawab terhadap keberhasilanpementasan. Anggota panitia memiliki kewajiban untuk salingmembantu dengan unit lain sehingga beban kerja terbagi rata. Setelah panitia sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalahmembagi tugas masing-masing anggota panitia. Isilah tabelberikut ini dengan bantuan bapak/ibu guru Struktur Panitia Tugas dan Fungsi 1 Pimpinan Produksi 2 Pimpinan Artistik 3 Manager Panggung 4 Asisten Manager Panggung 5 Penata lampu 6 Penata musik 7 Penata Gerak2. Membuat Rancangan Pentas Pembuatan rancangan pentas harus menyesuaikan dengan kebutuhan dari naskah yang sedang digarap. Naskah yang menceritakan tentang lingkungan di hutan, maka rancangan setting atau latar belakang panggung dapat berupa gambar hutan lengkap dengan pohon-pohon yang dibuat tiga dimensi. Perlengkapan properti atau peralatan yang mendukung suasana di atas pentas perlu dibuat seperti batu-batu, ranting, rumah kayu. Setting dan properti sebaiknya dibuat dengan kreativitas dan memanfaatkan bahan-bahan bekas. Bahan- bahan bekas dapat dibentuk menjadi benda yang mempunyai nilai keindahan. Pengetahuan tentang tata teknik pentas diperlukan untuk mengenal dan mengetahui cara kerja yang baik dalam merancang pementasan. Pengenalan istilah tempat pemen­ tas­­ a­ n untuk teater dan beberapa jenis arena pentas bisa memberikan gambaran untuk lebih kreatif dalam merancang pementasan. Panggung yang dimaksud bukan hanya berupa panggung teater yang sudah resmi dibangun dalam gedung pertunjukan. Seni Budaya 197Kamu bisa menggunakan ruang kelas, aula sekolah, bahkan lapangan sekolah bisa dijadikan panggung tempat pertunjukan teater. Kreativitas dan pemahamanmu tentang tata pentas bisa terwujud. Berikut ini beberapa contoh panggung dan tempat pementasan yang dapat digunakan sebagai sumber inspirasi. Stage Stage Penonton Penonton Penonton Penonton Penonton Penonton Sumber Dok. Kemdikbud Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Teater Arena bentuk U Gambar Teater Arena bentuk U Penonton Penonton Penonton Stage Penonton Penonton Stage Penonton Penonton Penonton Sumber Dok. Kemdikbud Sumber Dok. Kemdikbud Gambar TeaterArena bentuk melingkar Gambar Teater Arena bentuk bujur sangkar 3. Melakukan Latihan Proses latihan sangat diperlukan dalam merancang pementasan teater. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha dan kerja keras. Latihan teater biasanya dipimpin oleh pelatih teater atau koordinator latihan. Latihan yang mengarah pada pementasan biasanya dilakukan langsung oleh sutradara yang ditunjuk untuk menangani Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiLatihan yang baik diawali dengan latihan rutin berupa pe­manasan, olah tubuh yang berguna mempersiapkan kebugaranpemain, dan olah suara yang berguna untuk kesiapan suarapemain. Waktu latihan yang teratur dan mencukupi dalam setiapminggunya, maka pementasan yang baik bisa terwujud. Latihan Pantomim Lakukanlah gerakan keseharian orang-orang sesuai tema tanpa meng­ gunakan suara alias berpantomim. 1. Orang-orang yang bergegas mengejar angkutan bis. 2. Aktivitas penjual dan pembeli di pasar. 3. Suasana para binatang di hutan. 4. Menjelajah ruang angkasa dengan pesawat. Kamu dapat mencari aktivitas yang ini contoh naskah teater pendek bertema alam dapat digunakan untuk latihanperan, olah vokal, olah tubuh, maupun olah rasa. SI PIKO ”Ikan Serakah” diadaptasi dari cerita Piko oleh EkpurTokoh-tokoh Piko, Nori, Qori, Bolu, dan KokiNarasi Nori adalah seekor anak ikan yatim piatu. ayah dan ibu nori sudahmeninggal. Nori hanya hidup dengan kakaknya. Mereka sangat akrab karenatidak mempunyai saudara lagi. Kakak Nori yang bernama Piko sangat rakusdan serakah. Setiap Nori mendapat cacing pasti direbut Piko. Nori tidakpernah marah karena Piko adalah kakak satu-satunya. Sekarang ia malah selalumencarikan cacing untuk Piko. Nori hanya makan binatang kecil-kecil danlumut Kak lihat! Ada cacing bersembunyi di sini, cepat Kak, ia ingin melarikan Piko Ayo Piko…tangkap cacing itu. Hmmmm….enak sekali, terima kasih Nori…. Kau memang adik yang baik, tapi maaf ya…aku memang sukaNori Piko sekali makan cacing. Tidak apa-apa Kak, aku senang Kakak bertambah gemuk. Iya… aku tambah gemuk ya…pasti karena banyak cacing aku makan. Seni Budaya 199Piko belum bisa menahan nafsunya, setiap melihat cacing pasti direbutnya tidak perduli apapun risikonya meskipun harus bertengkar dengan ikan lain. Suatu ketika, Nori melihat cacing gemuk menggeliat-geliat di air. Did­ekati­ nya secara perlahan-lahan, tampaknya agak mencurigakan. Aneh….Meskipun bergerak-gerak, cacing tersebut masih ditempatnya. Nori Apa tuh……???sambil menyelidik Piko Wah, cacing yang gemuk Piko gembira sekali Nori menemukan cacing, tanpa bertanya piko langsung memakannya. Nori Jangaaaaaaaa………..nnnn Tapi terlambat…Piko sudah melahap cacing itu dan Nori menyadari adanya bahaya. Ternyata cacing yang dimakan Piko adalah umpan kail, dan kail pun tertancap dimulut Piko. Piko Eeeeeeeekkk!!!! Tooolooo…ng Bolu dan Koki melihat Piko dan mereka langsung berusaha untuk memutuskan tali kail, sementara Piko masih meringis kesakitan Piko Aaaaaahh…sakkiit Nori Sabar Kak… Koki Tenang Piko kami akan berusaha menolongmu Akhirnya Koki dan Bolu berhasil memutuskan tali pancingan Nori Alhamdulillah…Terima kasih teman-teman. Piko masih meringis kesakitan Piko Hu…hu…hu…hu…sakkkkiiit. Bolu dan Koki menghampiri sambil berkata, Bolu Sudahlah Piko bahaya sudah berlalu. Koki Iya… Bolu Untung kami cepat-cepat datang, kalau tidak… Koki iya ya… Nori Terima kasih teman-teman. Kakak…ucapkan terimak­ asih kepada Bolu dan Koki karena mereka telah menyelamatkan kakak tadi. Piko hu…hu..hu.. terima kasih teman-teman maafkan aku ya… maafkan aku ya… aku akan merubah sikapku dan aku berjanji akan menjadi kakak yang baik untuk adikku Nori… Nori maafkan kakakmu ini ya!. Hu… hu…hu… Bolu dan Koki Sudahlah Piko kami sudah memaafkanmu…200 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiQori Ada apa nih?... kenapa dengan piko dan Koki Aaahh… kamu Qori, kamu kemana saja tadi???Qori He..he….he….Nori Sudah…..sudah…nanti aku ceritakan ya Qori.. sekarang aku ingin merawat kakakku Oke… aku tunggu cerita darimu ya…Nori Terima kasih Tuhan…. Engkau telah memberikan teman yang baik untukku dan kakakku Amin…amin…amin..Pesan Moral Orang yang tidak dapat mengendalikan nafsunya pasti akan mendapat Uji KompetensiSebelum latihan mengarah pada naskah untuk pementasan,sebaik­nya kamu melakukan latihan-latihan untuk mengasahkemampuan spontanitas dan improvisasi berupa permaina­ n-perm­ ainan peran atau Roleplay. Skor PenilaianNo. Aspek yang dinilai A BC D 5 unsur. B. Jika tata panggung, tata lampu, dan tata pentas mendukung cerita teater 3 – 4 unsur. C. Jika tata panggung, tata lampu, dan tata pentas mendukung cerita teater 2 unsur. D. Jika tata panggung, tata lampu, dan tata pentas mendukung cerita teater 1 unsur. Seni Budaya 201Keterangan 4 A. Jika dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya > 5 B. Jika dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya 3 – 4 C. Jika dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya 2 D. Jika dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya 1 2. Uji Sikap Uraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada setiap pertanyaan berikut ini. a. Mengapa tokoh teater tradisional kurang dikenal oleh masyarakat ? b. Bagaimana caranya agar tokoh teater tradisional dikenal oleh masyarakat dan dapat menginspirasi kita? 3. Uji Pengetahuan Jawablah dengan singkat soal berikut ini! a. Jelaskan dua fungsi tata lampu pada pertunjukan teater! b. Jelaskan dua fungsi tata suara pada pertunjukan teater! C. Rangkuman Pementasan akan dapat berjalan dengan baik jika panitia dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan tugas dan fungsinya. Merancang dan mempromosikan pementasan teater merupakan salah satu tanggung jawab yang harus dilakukan oleh panitia. Merancang tata teknik pentas merupakan pekerjaan yang rumit dan memerlukan tenaga. Pentas perlu dirancang sesuai dengan tema masing-masing kelompok yang akan tampil karena merupakan representasi dari lakon yang akan di bawakan. Latihan bagi kelompok teater juga penting karena semakin banyak latihan akan semakin baik pada saat pementasan. D. Refleksi Merancang pementasan teater tidak mungkin dilaksanakan oleh satu orang. Pementasan dapat berhasil dengan baik jika ada kerjasama, saling menghormati, saling menghargai, bertenggang rasa, jujur, serta santun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiTugas dan tanggung jawab dalam kepanitiaan juga mengaj­ar­kan kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak hanya dilihat darikedudukan tetapi lebih pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Jadi, setiap siswa adalah menjadi pemimpin melalui kepanitiaan pementasanteater di sekolah atau di kelas. Nah, tuliskan pendapatm­ u setelahmengikuti pembelajaran merancang pementasan mempelajari pengetahuan A B C D Skordan merancang pertunjukan teater, 86-100 71-85 56-70 < 55kemampuan yang saya dapat Memahami perancangan pertunjukan Memahami langkah-langkah perancangan pertunjukan Mengerjakan tugas tentang perancangan pertunjukan teater dengan percaya Mengerjakan tugas tentang perancangan pertunjukan teater dengan Mengerjakan tugas tentang perancangan pertunjukan teater dengan usaha Mengerjakan tugas tentang perancangan pertunjukan teater sesuai dengan Menghargai keindahan karya pertunjukkan teater sebagai anugerah Tuhan Yang Menghargai karya pertunjukkan teater yang saya Menghargai karya pertunjukkan teater yang dihasilkan teman. JumlahAktivitas Mengomunikasikan1. Buat tulisan tentang pertunjukan teater yang dibawakan oleh kelompok Tulisan maksimum 50 kata dan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh salah satu Tulisan memberikan kritik yang membangun sehingga kamu dan teman- temanmu mengetahui kelemahan dan kekurangan mempertunjukan teater. Untuk selanjutnya, kamu dan teman-temanmu dapat melakukan pertunjukan teater lebih baik lagi. Seni Budaya 2031 6Bab Mementaskan Fragmen Peta Kompetensi Pembelajaran Mementaskan Fragmen Melaksanakan Evaluasi Pelaksanakan Pementasan Pementasan Pada pelajaran Bab 16, siswa diharapkan dapat mengapresiasi dan berekspresi seni teater, yaitu 1. mengidentifikasi mementaskan teater bertema alam, 2. mendeskripsikan langkah-langkah pementasan teater bertema alam, 3. melakukan eksplorasi tata teknik pentas, 4. merancang tata teknik pentas, dan 5. mengomunikasikan rancangan tata teknik pentas secara lisan atau Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiAmati Gambar dan Gambar dengan saksama! 1. Apakah kamu pernah menjadi pemeran dalam pertunjukan teater? 2. Apakah kamu pernah melihat pertunjukan teater? 3. Apakah ada perbedaan antara teater yang pernah kamu lihat?Sumber Dok. Teater Tanah Air Sumber Dok. Teater Tanah AirGambar Pertunjukan” Torotot Heong Gambar Pertunjukan” Torotot HeongThe Song Of Kabayan”2009 The Song Of Kabayan” 2009 Aktivitas Mengamati 1. Kamu dapat mengamati pertunjukan teater bertema alam dari sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumber belajar lainnya. 2. Kamu dapat mengamati pertunjukan teater anak, remaja atau tradisional melalui sumber belajar lain. Kemudian, diskusikan pertunjukan teater yang kamu amati bersama teman-temanmu. Tuliskan hasil diskusi dengan format sebagai Diskusi Hasil Pengamatan Tata Teknik Pentas Nama anggota .................................................................... Judul teater yang diamati .................................................................... Hari/tanggal pengamatan ....................................................................No. Aspek yang Diamati Uraian Hasil Pengamatan 1 Tata teknis pentas 2 Tata busana 3 Penampilan tokoh Seni Budaya 205Aktivitas Menanyakan Setelah mengamati pertunjukan teater dari sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumber belajar lainnya, kamu da- pat melakukan diskusi dengan teman. 1. Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 orang. 2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi. 3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi gunakanlah tabel yang tersedia, kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan Aktivitas Mengasosiasi Setelah kamu berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pertunjukan teater dan tata teknik pentas dari berbagai sumber, sekarang cobalah mengeksplorasi tata teknik pentas. Kamu dapat mengeksplorasi tata teknik pentas dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. A. Mementaskan Teater Saat-saat terindah dalam semua rangkaian proses seni teater adalah pementasan. Semua mata tertuju pada panggung yang telah kita persiapkan sedemikian rupa disesuaikan dengan tuntutan pementasan. Banyak orang yang bekerja dalam pementasan. Yang paling penting adalah saatnya kita menampilkan hasil proses latihan akting kita dengan sebaik- baiknya. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat mementaskan karya teater adalah seluruh kep­ anitiaan yang terlibat harus konsentrasi penuh, jangan sampai terjadi kesalahan dari yang direncanakan. Hadapi semuanya dengan ketenangan. Menjaga kekompakan dalam be­ kerja sama sehingga pementasan akan berhasil dengan Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi1. Melaksanakan Pementasan Pada saat pelaksanaan ada beberapa hal yang penting dilakukan berkaitan dengan pementasan teater, sebagai berikut. a. Tata Rias Tata rias memiliki peran penting dalam pementasan teater. Tata rias dapat mengubah dan menguatkan karakter tokoh. Wajah muda dapat diubah menjadi tua. Tata rias juga dapat mengubah kulit seolah-olah terluka atau bahkan anggota tubuh seolah-olah ada yang patah. Tata rias di dalam teater disebut dengan tata rias karakter. Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Tata rias karakter Roro JongrangSumber Dok. KemdikbudGambar Tata rias karakter Wowb. Tata Busana Sumber Dok. Kemdikbud Tata busana juga memiliki peran Gambar Cinta penting di dalam penampilan seorang tokoh. Tata busana dapat menunjukkan karakter tokoh yang diperankan. Peran pengemis, tata busana yang dipakai akan berbeda dengan peran raja. Tata busana juga berfungsi untuk menguatkan karakter tokoh di dalam pementasan teater. Pementasan teater dengan cerita fabel tentu tata busana disesuaikan dengan peran. Tokoh harimau memakai tata busana seperti harimau yang berbeda dengan tokoh kancil. Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan. Seni Budaya 207Sumber Dok. Kemdikbud c. Tata Suara siirkinhgiadnupdepnegralun Tata suara pada pementasan menempatkan pemain musik sesuai dengan tata teknik pentas sehingga tidak teater memiliki arti penting karena penyampaian pesan dilakukan dengan mengganggu pementasan cara berdialog. Tata suara tidak hanya Sumber Dok. Kemdikbud mencakup sound system saja tetapi juga nKjuabkaayna”nTo2r0o0t9ot”Heong tata suara pemain itu sendiri. Peralatan tata suara dirancang dengan baik sehingga dialog dapat terdengar jelas. Tata suara juga mencakup aspek musik pengiring sebagai ilustrasi suasana. Perlu penempatan secara matang musik pengiring dengan menggunakan kaset atau iringan langsung. Musik pengiring merupakan kesatuan dalam pementasan teater. d. Tata Panggung Ada beberapa jenis tata panggung. Ada panggung berbentuk lingkaran dan ada juga panggung berbentuk tapal kuda. Tata panggung di luar atau di dalam gedung juga memiliki karakteristik tersendiri. Jika tata panggung di luar outdoor diperlukan tata suara memadai karena adanya gangguan dari sekeliling. Penataan suara tentu akan berbeda dengan tata panggung di dalam gedung indoor. Tata panggung juga berhubungan dengan setting atau latar cerita yang dipentaskan. Manajemen panggung perlu memperhitungkan secara cermat jeda untuk mengganti latar panggung sehingga pementasan akan berjalan Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisie. Tata Lampu Sumber Dok. Kemdikbud Tata lampu pada pementasan teater mem­ Gambar Pertunjukan Teater punyai arti penting. Tata lampu berfungsi untuk Piranti “Siapa Yang Salah?” membangun suasana. Jika pementasan teater dilaksanakan siang hari dan di ruang terbuka, tidak diperlukan tata lampu. Tata lampu tidak hanya mencakup lampu- lampu panggung saja. Tata lampu juga meru­ pakan bagian dari setting panggung, seperti penggunaan lampu teplok atau petromak untuk menunjukkan suasana rumah pedesaan zaman Evaluasi Pelaksanaan Pementasan Sumber Teater Tanah air Pada akhir pementasan, perlu dilakukan Gambar Pementasan Peace Karya Putu Wijaya oleh Teater evaluasi. Saat evaluasi, kebesaran hati sangat diperlukan untuk menerima kritik dan masukan Tanah Air atas semua yang telah dikerjakan. Tanggapi semua saran dan masukan untuk sesuatu yang lebih baik lagi. Tujuan evaluasi antara lain seperti berikut. 1. Mengetahui kekurangan dan kelebihan pe­ laksanaa­ n pementasan. 2. Umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya. 3. Saling menghargai kerja tim. 4. Hasil akhir merupakan hasil kerja tim bukan WWaarriissan Budaya Seennii Peerrtunjukan TMeuatseikrIndonesia memiliki warisan budaya dalam bidang legenda dan cerita rakyat atau legenda memuat kearifan lokal dari setiap daerah. Melaluicerita atau legenda, orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya tentangpendidikan karakter cara hidup bersama dengan orang lain. Cerita atau legendatumbuh bersama dengan media pengantar cerita melalui kesenian tradisionalseperti ketoprak, ludruk, mamanda, makyong, wayang golek, wayang kulit,wayang sasak, longser, dan tarling. Cerita atau legenda ada yang dituturkansecara lisan, namun ada juga yang dituturkan secara tertulis dalam bentuk sastraatau tembang. Seni Budaya 209Cerita atau legenda sering menjadi tema pada pertunjukan teater baik tradisional maupun modern dengan adaptasi sesuai dengan kebutuhan zaman. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya dalam bentuk cerita atau legenda tetap harus dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya. Cerita dan legenda dapat juga dijadikan sebagai media atau wahana untuk menyampaikan pesan moral kepada generasi muda. Warisan budaya dalam bentuk cerita atau legenda dapat juga dijadikan salah satu pilar ekonomi kreatif sehingga mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat pendukungnya. Sumber Teater Tanah air Sumber Teater Tanah air Gambar Pertunjukan wayang orang Gambar Pertunjukan randai merupakan salah merupakan salah satu warisan budaya bidang satu warisan budaya bidang pertunjukan seni teater pertunjukan seni teater210 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiB. Uji Kompetensi1. Uji PenampilanBerikan penilaian secara bergantian dengan menggunakan tabel berikut ini!Penilaian bermain secara kelompok Skor PenilaianNo. Aspek yang dinilai A BC D 86-100 < 55 1. Tata Teknik Pentas 71-85 56-70 2. Tata Busana 3. Penampilan Tokoh 4. KerjasamaAspek 1, 2, dan 3 A. Jika tata teknik pentas, tata busana, dan penampilan tokoh sangat sesuai dengan cerita. B. Jika tata teknik pentas, tata busana, dan penampilan tokoh sesuai dengan cerita. C. Jika tata teknik pentas, tata busana, dan penampilan tokoh cukup sesuai dengan cerita. D. Jika tata teknik pentas, tata busana, dan penampilan tokoh kurang sesuai dengan 4 A. Jika dapat melakukan pekerjaan sangat sesuai dengan tugasnya. B. Jika dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya. C. Jika dapat melakukan pekerjaan cukup sesuai dengan tugasnya. D. Jika dapat melakukan pekerjaan kurang sesuai dengan Uji Sikap Uraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada setiap pertanyaan berikut ini. a. Bagaimana cara mengenalkan teater tradisional kepada masyarakat luas? b. Siapa yang harus melestarikan teater tradisional?3. Uji PengetahuanJawablah dengan singkat soal berikut ini! a. Jelaskan dua fungsi tata busana pada pertunjukan teater! b. Jelaskan dua elemen penting pendukung keberhasilan pada pertunjukan teater! Seni Budaya 211Aktivitas Mengomunikasikan 1. Buat tulisan tentang pertunjukkan teater yang dibawakan oleh kelompok lain. 2. Tulislah maksimum 50 kata dan berdasarkan hasil pengamatan yang di­ lakukan oleh salah satu kelompok. 3. Tulisan memberikan kritik yang membangun sehingga kamu dan teman- temanmu mengetahui kelemahan dan kekurangan pertunjukan teater. Untuk selanjutnya, kamu dapat melakukan pertunjukan teater lebih baik lagi. C. Rangkuman Pelaksanaan pementasan Fragmen dapat terlaksana dengan baik atau tidak tergantung dari kerjasama tim. Kemampuan dalam manajemen pertunjukan merupakan salah satu kunci ke- berhasilan. Manajemen pertunjukan dapat berhasil jika semua anggota tim saling bahu membahu bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kemampuan dalam tata rias, tata busana, tata lampu, dan tata panggung, merupakan ke­terampilan yang harus dikuasai dalam pementasan teater. Aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. D. Refleksi Nah kamu telah melaksanakan pementasan teater. Sela- ma melakukan persiapan dan pelaksanaan pementasan tentu merasa­kan suka dan duka bekerja sama dengan temanmu. Kamu tentu juga merasakan pentingnya melakukan kerja sama, saling menghormati, saling menghargai, saling peduli, santun, serta jujur dalam bekerja sehingga pementasan dapat terlaksana dengan baik. Tuliskanlah kesan-kesanmu selama melaksanakan pementasan teater!212 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiMengenal Tokoh TeaterN. Riantiarno Aktor, Penulis, di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949. Berteater sejak 1965, di SMA, 1967, melanjutkan kuliah diAkademi Teater Nasional Indonesia,ATNI, Jakarta. Bersama Teguh Karya mendirikan TEATER POPULER,1968. Masuk Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, 1971. Mendirikan TEATER KOMA, 1 Maret 1977. Hingga 2008, menggelarsekitar 114 produksi panggung dan televisi. Menulis sebagian besar karya pang­gung­n­ ya, antara lain; Rumah Kertas, Atawa Jian Juhro, Kontes 1980, TrilogiOpera Kecoa Bom Waktu,Opera Kecoa, Opera Julini,Konglomerat Burisrawa,Pialang Segitiga Emas,Suksesi, Opera Primadona,Sampek Engtay, Banci Gugat,Opera Ular Putih, RSJ atauRumah Sakit Jiwa, Cinta YangSerakah, Semar Gugat, OperaSembelit, Presiden Burung- Sumber Republik Bagong,Tanda Cinta. Memanggungkan karya-karya pen­­ ulis kelas dunia, antara lain;Woyzeck/Georg Buchner, The Threepenny Opera dan The Good Person ofShechzwan/Bertolt Brecht, The Comedy of Error dan Romeo Juliet/WilliamShakespeare, Women in Parliament/Aristophanes, Animal Farm/GeorgeOrwell, The Crucible/Arthur Miller, Orang Kaya Baru dan Tartuffe atauRepublik Togog/Moliere, The Marriage of Figaro/Beaumarchaise, The Visit/Friedrich Durrenmatt, What About Leonardo/Evald Flisar. Menulis skenario film dan televisi. Karya skenarionya, Jakarta Jakarta,meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung Pandang, sinetronnya, Karina, meraih Piala Vidia pada Festival Film Indonesiadi Jakarta, 1987. Meraih lima hadiah sayembara Penulisan Naskah DramaDewan Kesenian Jakarta 1972-1973-1974-1975 dan 1998. Juga merebuthadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen Pendidikandan Kebudayaan, 1978, judul Jujur Itu .. Novel Ranjang Bayi dan Percintaan Senja, meraih hadiah SayembaraNovelet Majalah Femina dan Sayembara Novel Majalah Kartini. Pada 1993,dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen Seni Budaya 213P&K, atas nama Pemerintah RI. Film layar lebar karyanya, Cemeng 2005 The Last Primadona, 1995, diproduksi oleh Dewan Film Nasional Indonesia. Pada 1999 meraih penghargaan dari Forum Film Bandung untuk serial film televisi berjudul Kupu-kupu Ungu sebagai Penulis Skenario Terpuji 1999. Forum yang sama mematok film televisi karyanya berkisah tentang pembauran etnis, Cinta Terhalang Tembok, sebagai Film Miniseri Televisi Terbaik, 2002. Menulis novel trilogi Cermin Merah, Cermin Bening dan Cermin Cinta, diterbitkan oleh Grasindo, 2004, 2005 dan 2006. 18 Fiksi di Ranjang Bayi, kumpulan cerita pendek, diterbitkan Kompas, 2005. Roman Primadona karyanya, diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, 2006. Kumpulan Monolog, Cermin Kecoa dan Tanda Cinta dan Kumpulan Puisi, Degung Rindu, diterbitkan oleh Yayasan Komadjid, 2008. Pada 1975, berkeliling Indonesia mempelajari teater rakyat dan kesenian tradisi. Juga berkeliling Jepang atas undangan Japan Foundation, 1987 dan 1997. Mengunjungi negara-negara Skandinavia, Inggris, Prancis, Belanda, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, Spanyol, Jerman. Kamboja, Thailand dan Cina, dalam kurun waktu 1986-1996. Pada 1978, mengikuti International Writing Program di University of Iowa, Iowa City, USA, selama 6 bulan. Partisipan pada International Word Festival, 1987, dan New Order Seminar, 1988, keduanya di Autralia National University, Canberra, Australia. Memperbincangkan Teater Indonesia di Cornell University, Ithaca, USA, 1990. Berbicara mengenai Teater Indonesia di kampus-kampus universitas di Sydney, Monash-Melbourne, Adelaide, dan Perth, 1992. Pada 1996, menjadi partisipan aktif pada Session 340, Salzburg Seminar di Austria. Beberapa kali menjadi Juri Festival Film Indonesia dan Festival Sinetron Indonesia. Pernah menjabat Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta 1985- 1990. Anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk KIAS Kesenian Indonesia di Amerika Serikat, 1991-1992. Anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia, 2004 dan 2007. Ketua Pokja Kelompok Kerja Film Indonesia, Direktorat Film Depbudpar. Anggota BP2N Badan Pertimbangan Perfilman Nasional, 2007-2009. Juga konseptor dari Jakarta Performing Art Market/ PASTOJAK Pasar Tontonan Jakarta I, 1997, yang diselenggarakan selama satu bulan penuh di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Menulis dan menyutradarai 6 pentas multimedia-kolosal Rama-Shinta 1994, Opera Mahabharata 1996, Opera Anoman 1998, Bende Ancol 1999, Rock Opera 2003, Anomali Vs Anomi 2005. Ikut mendirikan majalah Zaman, 1979, dan bekerja sebagai redaktur 1979-1985. Ikut mendirikan majalah Matra, 1986, dan bekerja sebagai Pemimpin Redaksi. Pada tahun 2001, pensiun sebagai wartawan. Kini214 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisiberkiprah hanya sebagai seniman dan pekerja teater. Beberapa karyanya bersama Teater Koma, batal pentas karena masalahperizinan dengan pihak yang berwajib. Antara lain 1978,Sampek Engtay 1989 di Medan, Sumatera Utara, Suksesi, dan Opera Kecoa1990, keduanya di Jakarta. Akibat pelarangan itu, rencana pementasanOpera Kecoa di empat kota di Jepang Tokyo, Osaka, Fukuoka, Hiroshima,1991, urung digelar pula karena alasan yang serupa. Tapi Opera Kecoa, padaJuli-Agustus 1992, dipanggungkan oleh Belvoir Theatre, salah satu grupteater garda depan di Sydney, Australia. Pada 1998, menerima Penghargaan Sastra 1998 dari Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa Indonesia. Dan sekaligus meraih Sea WriteAward 1998 dari Raja Thailand, di Bangkok, untuk karyanya Semar 1997, menjabat Wakil Presiden PEN Budaya 215Glosarium aksen tekanan suara pada kata atau suku kata arsir menarik garis-garis kecil sejajar untuk mendapatkan efek bayangan ketika menggambar atau melukis artikulasi lafal pengucapan pada kata asimetris tidak sama kedua bagiannya atau tidak simetris diafragma sekat rongga badan yang membatasi antara rongga dada dan rongga perut ekspresi pengungkapan atau proses menyatakan perasaan estetik mengenai keindahan fonem vokal bunyi yang keluar dari mulut tanpa halangan/hambatan gerak ritmis gerakan yang memiliki irama geometris ragam hias berbentuk bulat intonasi ketepatan mengucapkan tinggi rendahnya kata level tingkatan gerak yang diukur dari lantai kriya pekerjaan tangan perkusi peralatan musik ritmis pola lantai garis-garis yang dibuat oleh penari melalui perpindahan gerak di atas lantai ragam hias ornamen ritmis ketukan yang teratur ruang bentuk yang diakibatkan oleh gerak tenaga kuat atau lemah yang digunakan untuk melakukan gerak unisono menyanyi secara berkelompok dengan satu suara vokal grup menyanyi dengan beberapa orang waktu tempo dan ritme yang digunakan untuk melakukan gerak216 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiDaftar Pustaka Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung STSI PRESS. Brook, Peter. 2002. Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera Yogyakarta Arti. Dibia, I Wayan, dkk. 2006. Tari Komunal Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. Jakarta Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Gray, Peter. 2009. Panduan Lengkap Menggambar & Ilustrasi Objek & Observasi. Terjemahan Sara C. Simanjuntak. Jakarta Karisma. Grotowski, Jerzy. 2002. Menuju Teater Miskin. Yogyakarta Penerbit Arti. Hartoko, Dick. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta Gramedia. Hawkins,Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemaha. Sumandiyo Hadi. Yogyakarta ISI. Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemaha. Sal Murgiyanto. Jakarta Dewan Kesenian Jakarta. Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang Unnes Press. Juih, dkk. 2000. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta Yudhistira. Latifah, Diah dan Harry Sulastianto. 1993. Buku Pedoman Seni SMA. Bandung Ganeca Exact. Purnomo, Eko, 1996. Seni Gerak. Jakarta Majalah Pendidikan Gelora, Budaya 217Putra, Mauly, Ben M. Pasaribu. 2006. Musik Pop Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. Jakarta Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Rangkuti, dkk. 2000. Lagu-Lagu Daerah. Jakarta Titik Terang. Redaksi Indonesia Cerdas. 2008. Koleksi 100 Lagu Daerah Indonesia Terpopuler. Jogjakarta Indonesia Cerdas. Rustopo ed, 1991. Gendhon Humardhani Pemikiran dan Kritiknya. SurakartaSTSI. Sachari, Agus editor. 1986. Seni Desain dan Teknologi Antologi Kritik, Opini dan Filosofi. Bandung Pustaka. Schneer, Geoegette. 1994. Movement Improvisation. South Australia Human Kinetics, Edwardstone. Smith, Jacqueline. 1986. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis bagi Guru, terj. Ben Suharto. Yogyakarta Ikalasti. Riantiarno, Nano. 2003. Menyentuh Teater, Tanya Jawab Seputar Teater Kita. Jakarta MU 3 Books. Sahid, Nur ed. 2000. Interkulturalisme dalam Teater. Yogyakarta Yayasan untuk Indonesia. Sani, Rachman. 2003. Yoga untuk Kesehatan. Semarang Dahara Prize. Saptaria, Rikrik El. 2006. Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung Rekayasa Sains. Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting–Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Sumardjo, Jakob. 1986. Ikhtisar Sejarah Teater Barat. Bandung Angkasa. Sumaryono, Endo Suanda. 2006. Tari Tontonan. Jakarta Lembaga Pendidikan Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiNusantara. Susanto, Mikke. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta Mudji dan Christ Verhaak. 1993. Estetika Filsafat Keindahan. Yogyakarta Depdiknas. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Gramedia Pustaka Cut Camaril, dan Ratna Panggabean. 2006. Tekstil Buku Pelajaran Seni Budaya. Jakarta Lembaga Pendidikan Seni Putu. 2006. Teater Buku Pelajaran Seni Budaya. Jakarta Lembaga Pendidikan Seni Gambar diunduh 23 Maret 2013 diunduh 6 Mei 2013Seni Budaya 219Indeks A F Aksen 70–79, 215–239 Fauna iv–viii, 2–28, 6–28, 8–28, 11–28, Akting v–viii, 94–105, 97–105, 103–105, 14–28, 18–28, 21–28 217–239 Figuratif 14–28, 19–28 Alat iv–viii, v–viii, vi–viii, vii–viii, 10–28, Flora iv–viii, 2–28, 6–28, 7–28, 11–28, 14–28, 44–64, 45–64, 46–64, 14–28, 15–28, 17–28, 20–28 47–64, 48–64, 49–64, 51–64, 52–64, Fragmen v–viii, vi–viii, viii, 94–105, 122–126, 131–136, 133–136 Alat musik 45–64, 46–64, 47–64, 48–64, 97–105, 106–116, 108–116, 203–239, 49–64, 51–64, 52–64 211–239 Alat musik harmonis 48–64 Alat musik melodis 47–64 G Alat musik ritmis 47–64 Gambar iv–viii, 4–28, 5–28, 6–28, 7–28, Angklung 48–64, 49–64, 52–64, 232–239 Ansambel v–viii, vii–viii, 44–64, 47–64 8–28, 9–28, 10–28, 11–28, 16–28, Artikulasi 30–43, 35–43 17–28, 18–28, 19–28, 20–28, 21–28, 22–28, 23–28, 24–28, 25–28, 27–28, B 33–43, 35–43, 46–64, 47–64, 48–64, Bahan vi–viii, 14–28, 16–28, 46–64, 118– 51–64, 52–64, 54–64, 68–79, 69–79, 70–79, 71–79, 72–79, 73–79, 82–92, 126, 120–126, 121–126, 122–126, 85–92, 86–92, 95–105, 97–105, 123–126, 125–126, 126, 127–136, 98–105, 99–105, 100–105, 101–105, 129–136, 130–136, 131–136, 104–105, 107–116, 108–116, 109– 134–136, 136, 232–239 116, 111–116, 112–116, 120–126, Batik 121–126 121–126, 122–126, 123–126, Bayangan 115–116 124–126, 129–136, 130–136, 131– Benang 122–126 136, 132–136, 133–136, 134–136, Bentuk 10–28, 18–28, 19–28, 21–28, 141–147, 204–239, 206–239, 207– 81–92, 100–105, 101–105, 124–126, 239, 208–239, 209–239, 218–239, 133–136, 140–147 224–239 Bernyanyi iv–viii, vi–viii, 33–43, 35–43, Geometris 14–28, 18–28, 22–28 42–43, 138–147, 139–147, 141–147 Gerak v–viii, vii–viii, 66–79, 67–79, 68–79, Bunyi 46–64 69–79, 70–79, 71–79, 72–79, 73–79, 75–79, 76–79, 78–79, 80–92, 83–92, C 84–92, 85–92, 86–92, 216–239 Calung 52–64 C minor 49–64 H Harmonis 44–64, 48–64 E Ekspresi 225–239, 229–239 I Elemen gerak 69–79 Intonasi 30–43, 35–43220 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiK OKain 122–126, 126 Objek iv–viii, 2–28, 5–28, 12–28, 17–28,Kayu vi–viii, 89–92, 127–136, 130–136, 25–28, 216–239 131–136, 133–136, 134–136, Olah rasa 105 135–136 Olah suara 105Kertas 11–28, 212–239, 229–239 Olah tubuh 105Kolintang 52–64 Organ iv–viii, 35–43Komposisi iv–viii, 2–28, 6–28, 9–28, P 217–239, 227–239, 233–239 Pementasan vii–viii, 95–105, 109–116, 111–Krayon 10–28Kunci 146–147 116, 112–116, 203–239, 206–239, 208–239, 228–239L Pemeranan 228–239Lagu 32–43, 33–43, 36–43, 38–43, 39–43, Pensil 10–28 Phrasering 35–43 41–43, 55–64, 56–64, 57–64, 59–64, Pola lantai 82–92 60–64, 61–64, 62–64, 84–92, 85–92, Proporsi 9–28 138–147, 140–147, 141–147, 143– R 147, 145–147, 217–239, 235–239 Ragam hias 15–28, 17–28, 18–28, 19–28,Level v–viii, vii–viii 20–28, 21–28, 22–28, 23–28, 24–28, 119–126, 124–126, 125–126,M 128–136, 130–136, 131–136, 136Media iv–viii, 10–28, 16–28, 97–105, 120– Rekorder 52–64, 63–64 Ritmis 44–64, 47–64 126, 129–136, 224–239, 229–239, Ruang v–viii, 66–79, 69–79, 78–79, 80–92 236–239 SMelodis v–viii, vii–viii, 44–64, 47–64, Sasando 51–64 52–64 Seruling 51–64Menyanyi iv–viii, v–viii, 30–43, 31–43, Sketsa 8–28, 133–136 138–147, 141–147, 146–147 TMotif iv–viii, 3–28, 14–28, 17–28, 18–28, Tata busana 204–239, 206–239 23–28, 130–136 Tata panggung 207–239Musik iv–viii, v–viii, vi–viii, vii–viii, 44–64, Tata rias 206–239 45–64, 46–64, 47–64, 48–64, 51–64, Tata suara 207–239 52–64, 61–64, 140–147, 207–239, 208–239, 217–239, 222–239, 227– 239, 232–239, 234–239, 235–239, 236–239NNada 54–64 Seni Budaya 221Teater v–viii, vii–viii, viii, 95–105, 96–105, Tenaga v–viii, 66–79, 70–79, 79, 80–92 97–105, 114–116, 115–116, 204–239, Tokoh 24–28, 32–43, 61–64, 89–92, 107– 205–239, 206–239, 208–239, 209– 239, 212–239, 213–239, 214–239, 116, 108–116, 109–116, 114–116, 216–239, 217–239, 218–239, 116, 135–136, 206–239, 210–239, 221–239, 228–239, 230–239 212–239 U Teknik iv–viii, v–viii, vi–viii, vii–viii, 2–28, Ukiran 127–136, 133–136 6–28, 7–28, 8–28, 9–28, 14–28, V 16–28, 19–28, 30–43, 35–43, 44–64, Vokal iv–viii, 30–43, 35–43, 36–43, 46–64, 48–64, 52–64, 54–64, 63–64, 96–105, 138–147, 140–147, 141–147, 94–105, 96–105, 97–105, 108–116, 142–147, 143–147, 232–239 118–126, 119–126, 120–126, 123– W 126, 125–126, 127–136, 129–136, Waktu v–viii, 66–79, 69–79, 78–79, 80–92, 131–136, 138–147, 139–147, 212–239 140–147, 142–147, 204–239, 210– Warna 10–28, 27–28, 231–239 239, 224–239, 228–239, 229–239, 232–239 Teknik vokal 142–147 Tekstil vi–viii, 118–126, 121–126, 122–126, 123–126, 218–239222 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiProfil PenulisNama Lengkap Eko Kantor/HP 0878-8211-5108 / 0812-8552- [email protected]Akun Facebook -Alamat Kantor SMP-SMA Insan Cendekia Magnet School Bogor Kp. Ipis-Gunung Malang-Tenjo Laya Bogor-Jawa BaratBidang Keahlian Pendidikan Seni Tari Riwayat Pekerjaan/Profesi Dalam 10 Tahun Terakhir 1. 2009 – sekarang Tutor Universias Terbuka. 2. 2012 – sekarang Guru Seni Budaya SMP/ SMA Insan Cendikia Magnet School, Bogor. 3. 2010 – sekarang Instruktur Tari Ina Kreativa, Jakarta. 4. 2009 – 2014 Wakil Bidang Pendidikan Yayasan Permata Sari, Jakarta. 5. 2013 –sekarang Instruktur PSDM Indraprasta Gemilang, Bogor Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S1 Pendidikan Seni Tari 1988-1993 Judul Buku dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Mengembangkan Kecerdasan Jamak Melalui Pembelajaran Tari Kreatif Anak Usia Dini, 2014 Penerbit Indraprasta Gemilang, Bogor; 2. Mengembangkan Kreatifitas Tari Berbasis Kecerdasan Jamak, 2012 Yastin Learning Center, Bogor. Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir Tidak ada. Seni Budaya 223Nama Lengkap Deden Haerudin Telp Kantor/HP 08128716554 E-mail [email protected] Akun Facebook Deden Rengga Alamat Kantor FBS- UNJ Rawamangun Jaktim Bidang Keahlian Seni Teater Riwayat Pekerjaan/Profesi Dalam 10 Tahun Terakhir 1. 2001 – sekarang Dosen tetap di Prodi Sendratasik, 2. Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Ja- karta. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Program Pengkajian Seni Pertunjukan Seni Teater di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, masuk tahun 2011- masih di tempuh 2. S2 Penciptaan Seni Pertunjukan Seni Teater di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Tahun 2007- 2009 3. S1 Jurusan Teater STSI Bandung, 1997 Judul Buku dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Buku Seni Budaya untuk kelas VII SMP Kurikulum 2013, tahun 2013 2. Buku Seni Budaya untuk kelas VIII SMP Kurikulum 2013, tahun 2014. 3. Buku Seni Budaya SMK E-Book 2009. 4. Buku Seni Budaya SMK Penerbit Yudistira, tahun 2005. 5. Konstruksi Seni Teater Penerbit LPP-UNJ, tahun 2015. Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. “SirkusAnjing” Social Political Criticism of Kubur Theater in Jakarta Dur- ing New Order Era Dramaturgy Review Fine Arts International Journal Srinakharinwirot University Volume 16, No 2 Juli-Desember 20114. 2. Karakter tokoh kabayan sebagai inspirasi penciptaan karya seni teater to- rotot heong the song of kabayan. Jurnal penciptaan dan pengkajian seni Surya Seni Volume 6, No1 Februari 2010 3. Strategi pembelajaran seni Teater di SMK Paramitha Jakarta 2015, PNBP- FBS UNJ Estetika Tradisi dalam teater Modern Indonesia sebagai Identitas Teater Modern Indonesia. 2012, PNBP-FBS UNJ224 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiNama Lengkap Julius JuihJabatan Staf Teknis Bangkurbuk PAUDNIAlamat Jl Masjid Pasar Kecapi Rt 002/04 Jatiwarna Pondok Melati, Kota BekasiNo. HP 0813 0080 0776 - 0821 2230 6285E- mail [email protected] Riwayat Pekerjaan/Profesi Dalam 10 Tahun Terakhir 1. Penanggung Jawab Pedoman Penilaian kelas SD 2005 2. Penanggung Jawab Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional jen- jang TK, SD 2006 3. Koordinator pengembangan model kurikulum Non IPTEK Pendidikan Dasar 2007 4. Koordinator kajian Kurikulum masa depan Seni Budaya 2007 5. Koordinator kajian Kurikulum Isi Mata Pelajaran Seni Budaya 2008 6. Koordinator Model Tematik Kurikulum Program Kesetaraan Paket B untuk daerah terpencil 2009 7. Koordinator bantuan teknik Pengembang Kurikulum Kabupaten/kota di 50 daerah 2010 8. Koordinator Sekolah Rintisan Pengembangan Pendidikan karakter di Kota Serang 2011-sekarang Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S 1. IKIP Negeri Jakarta 2. S2. TPm Pascasarjana Untirta Judul Buku dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Buku Guru dan Siswa Seni Budaya kelas X kelompok Tunanetra, 2014 2. Buku Guru Seni Budaya kelas X kelompok Tunadaksa dan Tunarunggu, 2014 3. Buku Guru Seni Budaya kelas VIII , 2014 4. Buku Siswa Seni Budaya kelas VII, 2014. 5. Buku Guru Seni Budaya kelas VII , 2013 6. Buku Siswa Seni Budaya kelas VII, 2013 Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Penanggung Jawab Penelitian kompetensi anak usia 3-6 tahun 2005 2. Penanggung Jawab Pedoman Penilaian kelas SD 2005 3. Penanggung Jawab Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional jen- jang TK, SD 2006 4. Koordinator pengembangan model kurikulum Non IPTEK Pendidikan Dasar 2007 5. Koordinator kajian Kurikulum masa depan Seni Budaya 2008 6. Koordinator Model Tematik Kurikulum Program Kesetaraan Paket B untuk daerah terpencil 2009 Seni Budaya 2257. Koordinator bantuan teknik Pengembang Kurikulum Kabupaten/kota di 50 daerah 2010 8. Koordinator Sekolah Rintisan Pengembangan Pendidikan karakter di Kota Serang 2011-sekarang 9. Penulis Buku Guru dan Siswa Mata pelajaran Seni Budaya SMP kelas VII 2013 Nama Lengkap Buyung Rohmanto. Telp. Kantor/HP 0813-1159-5773. E-mail [email protected] Akun Facebook Alamat Kantor SMA Negeri 10 Depok, Jawa Barat Bidang Keahlian Seni Rupa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. 2010 – 2016 Guru PPKn di SMAN 68 Jakarta. 2. 2007 – 2010 Guru PPKn di SMAN 21 Jakarta. 3. 2005 – 2007 Guru PPKn di SMAN 3 Jakarta. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada 2012-sekarang 2. S2 Hukum Bisnis Universitas Gadjah Mada 2007-2010 3. S1 Pendidikan Kewarganegaraan IKIP Jakarta 1990-1995 Judul Buku dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Dasar-Dasar Pendidikan 2010; 2. Buku Teks Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn untuk SMA Kelas X, XI, dan XII 2006. Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir Tidak Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiProfil PenelaahNama Lengkap Drs. Martono, Kantor/HP 0274-548 207/0815 688 6807E-mail [email protected]Akun Facebook -Alamat Kantor Jurdik Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,Bidang Keahlian Pembelajaran Seni Rupa Riwayat Pekerjaan/Profesi Dalam 10 Tahun Terakhir 1. Asessor BAN-PT 2007- Sekarang. 2. Tim Pengembang kurikulum Mapel Keterampilan/Prakarya Dir PLP Dikdas- men, Jakarta Tahun 2003 - Sekarang. 3. Tim Penjaminan mutu FBS Wakil Prodi Pendidikan Kriya 2009-sekarang. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Pascasarjana ISI Yogyakarta Belum Lulus 2. S2 Pascasarjana Jurusan PTK UNY Yogyakarta 2000-2002 3. S1 FKSS Jurusan Pendidikan Seni Rupa, IKIP Yogyakarta 1979-2006. Judul Buku dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Buku Non Teks Keterampilan. 2. Buku Non Teks Seni rupa. 3. Buku Non Teks Kerajinan. Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Penelitian warna alami untuk batik kayu, Tahun 2005. 2. Teknologi pewarnaan alami pada serat alami di CV Bhumi Cipta Mandiri Sentolo Kulonprogo, Yogyakarta, Tahun 2006. 3. Pengembangan teknologi pewarnaan alami dan desain kerajinan serat alami di CV Bhumi cipta Mandiri, Sentolo, Kulonprogo Yogyakarta, Tahun 2007. 4. Pembelajaran seni berbasis Kompetensi di FBS UNY, Tahun 2006. 5. Peningkatan kualitas penilaian pembelajaran bagi mahasiswa pada mata kuliah teknologi pembelajaran seni kerajinan melalui penilaian unjuk kerja, Tahun 2006. 6. Strategi Pembelajaran seni lukis anak usia dini di sanggar Prastista Yogya- karta, Tahun 2007. 7. Pengembangan Desain dan Teknologi Pewarna Alami Pada Serat Alami, Tahun 2008. 8. Pengembangan Desain dan Teknologi Pewarna Alami Pada Serat Alami, Tahun 2009. 9. Skripsi mahasiswa jurusan pendidikan seni rupa FBS UNY periode 5 tahun 2004-2008, Tahun 2009. 10. Karakteristik seni lukis anak hasil lomba di Yogyakarta, Tahun 2010. Seni Budaya 22711. Model pendidikan desain produk dalam rangka menghasilkan produk kreatif dan produktif paten yang bercirikan keraifan dan keunikan local, Tahun 2010. 12. IpBE kerajinan berbahan serat, bambu, dan kayu di Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Tahun 2010. 13. Ekspresi seni lukis anak pada harian minggu kedaulatan rakyat KR, Tahun 2011. 14. Ekspresi simbolik seni lukis anak Yogyakarta, Tahun 2012. 15. Ekspresi Simbolik Seni Lukis Anak Yogyakarta,percepatan disertasi, Tahun 2013 16. Strategi Pembelajaran Seni Lukis Anak-anak Studio Gajahwong Museum Af- fandi Yogyakarta, Tahun 2014. 17. Pengembangan modul topeng etnik nusantara sebaai suplemen pembelaja- ran seni budaya dan prakarya kurikulum 2015, Tahun 2015. Nama Lengkap Dr. M. Yoesoef, M. Hum. Telp Kantor/HP 021-786 3528; 786 3529/0817 775 973 E-mail [email protected] Akun Facebook Alamat Kantor FakultasIlmuPengetahuanBudayaUniversitas Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok 16424 Bidang Keahlian Sastra Modern, Seni Pertunjukan Drama Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Tahun 2008-2014 Manajer SDM Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI 2. Tahun 2015-sekarang Ketua Departemen Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI 3. Tahun 2015 Mei-Oktober Tim Ahli dalam Perancangan RUU Bahasa Dae- rah Inisiatif DPD RI Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia/Program Studi Ilmu Susastra 2009-2014 2. S2 Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia/Program Studi Ilmu Susas- tra 1990-1994 3. S1 Fakultas Sastra Universitas Indonesia/Jurusan Sastra Indonesia 1981- 1988 Judul Buku yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Buku Pelajaran Seni Drama SMP 2. Buku Pelajaran Seni Drama SMA Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Anggota peneliti dalam “Internasionalisasi Universitas Indonesia melalui Pengembangan Kajian Indonesia,” Hibah Program Hibah Kompetisi Berba- sis Institusi PHK-I Tema D, Dikti Kemendiknas Tahun 2010-2012 2. Anggota Peneliti dalam Penelitian “Nilai-nilai Budaya Pesisir sebagai Fondasi Ketahanan Budaya,” Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi PUPT BOPTN UI 2013-2014228 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi3. Ketua Peneliti dalam Penelitian “Identitas Budaya Masyarakat Banyuwangi Sebagaimana Terepresentasikan di dalam Karya Sastra,” Penelitian Madya FIB UI Tahun 2014, BOPTN FIB UINama Lengkap Drs. Bintang Hanggoro Putra, Kantor/HP 0248 508 10/0815 762 7237E-mail [email protected]Akun Facebook Bintang Hanggoro PutraAlamat Kantor Kampus Unnes, Sekaran, Gunung Pati, SemarangBidang Keahlian Seni Tari Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Dosen Pendidikan Sendratasik, Prodi Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S2 Fakultas Ilmu Budaya/Pengkajian Seni Pertunjukan/Universitas Gajah Mada Yogyakarta 2000 – 2004 2. S1 Fakultas Seni Pertunjukan/Seni Tari/Komposisi Tari 1979-19851 Fakultas/jurusan/program studi/bagian dan nama lembaga Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Pengembangan Model Pembelajaran Tari Tradisional untuk Mahasiswa Asing di Universitas Negeri Semarang 2015 2. Penerapan Model Pemblajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar 2012 3. Upaya Pengembangan Seni Pertujukan Wisata Di Hotel Patra Jasa Sema- rang 2010 4. Pengembangan Materi Mata Kuliah Pergelaran Tari dan Musik pada Juru- san Pendidikan Sendratasik UNNES dengan Model Pembelajaran Tutorial Analitik Demokratik 2008 5. Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai Bagi Masyarakat Etnis Cina Sema- rang 2007Nama Lengkap Eko Santoso, Kantor/HP 0274 895 805 / 0817 5418 966E-mail [email protected]Akun Facebook -Alamat Kantor Jl. Kaliurang Km 12,5 Yogyakarta 55581Bidang Keahlian Seni Teater Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. 2000-2003 seniman teater freelance 2. 2003-2011 instruktur teater PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta 3. 2011-sekarang Widyaiswara seni teater PPPPTK Seni dan Budaya Yogya- karta Seni Budaya 229Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S1 Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta tahun 1991- 2000 Judul Buku/Modul yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Dasar Pemeranan untuk SMK 2013 2. Dasar Artistik 1 untuk SMK 2014 3. Modul Pengetahuan Teater untuk Guru SMP dan SMA 2015 4. Modul Dasar Pemeranan untuk Guru SMP dan SMA 2015 5. Modul Teknik Pemeranan untuk Guru SMP dan SMA 2015 Buku yang pernah ditulis 1. Seni Teater 1 untuk SMK. Direktorat PSMK Depdiknas. 2. Seni Teater 2 untuk SMK. Direktorat PSMK Depdiknas. 3. Pengetahuan Teater 1-Sejarah dan Unsur Teater. 2013. Jakarta Direktorat PSMK 4. Pengetahuan Teater 2 - Pementasan Teater dan Formula Dramaturgi. 2013. Jakarta Direktorat PSMK 5. Teknik Pemeranan 1-Teknik Muncul, Irama, dan Pengulangan. 2013. Ja- karta Direktorat PSMK 6. Teknik Pemeranan 2 - Teknik Jeda, Timing, dan Penonjolan. 2013. Ja- karta Direktorat PSMK 7. Dasar Tata Artistik - Tata Cahaya dan Tata Panggung. 2013. Jakarta Direk- torat PSMK 8. Yang Melintas - Kumpulan Tulisan. 2014. Yogyakarta Penerbit Elmatera 9. Bermain Peran 1 - Motivasi, Jenis Karakter dan Adegan. 2014. Jakarta Direk- torat PSMK. Nama Lengkap Muksin Md., Telp Kantor/HP 022-253 4104/0815 6221 159 E-mail [email protected] Akun Facebook Muksin Madih Alamat Kantor FSRD-ITB, Jl. Ganesha 10 bandung 40132 Bidang Keahlian Seni Rupa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB 2013 – 2015 2. Koordinator TPB FSRD-ITB 2008 – 2013 3. Ketua Lap/Studio Seni Lukis FSRD-ITB 2005 – 2006 Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S2 Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Rupa/Seni Murni/Institut Tekh- nologi Bandung 1996 – 1998 2. S1 Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Murni/Seni Lukis/Institut Tekh- nologi Bandung 1989 – 1994230 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiJudul Buku yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Buku teks pelajaran kurikulum 2013 edisi revisi mata pelajaran wajib untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA Seni Budaya bidang Seni 2015 2. Buku teks Seni Budaya Seni Rupa kelas IX dan XII 2014 3. Buku Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013 kelas VIII, X, dan XI, Seni Budaya Seni Rupa. 2013 Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Penerapan Teknik Etcha Ke Dalam Produk Elemen Estetik Sebagai Upaya Meningkatkan Potensi Kreativitas Masyarakat. Riset KK Kelompok Keahl- ian Seni Rupa ITB. 2014 2. Metoda Pembelajaran Menggambar Bagi Anak Autis dengan Bakat Seni Rupa. Riset KK Kelompok Keahlian Seni Rupa ITB. 2014 3. Aplikasi Pengembangan Barongan Sebagai Cinderamata Khas Blora Den- gan Sentuhan Teknik Potong, Tempel, Pahat dan Lukis, Riset KK Kelompok Keahlian Seni Rupa. 2013 4. Pengembangan Produk Identitas Budaya Masyarakat Blora untuk menun- jang Sentra Masyarakat Kreatif, Program Pengabdian kepada masyarakat Mono dan Multi Tahun. 2013 5. Aplikasi Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora LPPM-ITB 2012 6. Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora LPPM-ITB 2011 7. Aplikasi Medium Lokal indigenus material dalam Karya Seni Rupa seb- agai upaya mewujudkan Ciri Khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB 2011 8. M edium Lokal indigenus material dalam Karya seni rupa sebagai upaya mewujudkan ciri khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB 2010 9. P engolahan Serat Alami Menggunakan Sistem Enzim Mikrobiologi Sebagai Media Ekspresi Seni Dua Dimensi. Riset ITB [Riset Fakultas] Jurnal Visual Art ITB 2007 10. Muatan Spiritualitas pada Seni Rupa Tradisional Dwimatra-Ilustrasi Nus- antara Upaya Menggali Seni Rupa Tradisi untuk Memperkaya Konsep Seni Ilustrasi Indonesia Masa Kini dan Masa depan. Riset ITB [Riset Fakultas] 2006 11. Daur Ulang Sampah Menjadi Kertas Seni. ”GELAR” Jurnal Ilmu dan Seni – STSI Surakarta. Vol. 3 No. 2 Desember 2005, ISSN 1410-9700. 2005Nama lengkap Dr. Nur Sahid M. Kantor/HP 0274 3791 33, HP 0877 3949 6828Email [email protected]Alamat kantor Jur Teater, Fak Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6 YogyakartaBidang Keahlian Seni Teater Seni Budaya 231Riwayat Pekerjaan 10 Tahun Terakhir 1. Dosen Jur. Teater Fak. Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta 2. Dosen Pasca Sarjana ISI Yogyakarta 3. Dosen Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta, 2008 - 2012 2. S2 Ilmu Humaniora, Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta, 1994 - 1998 3. S1 Sastra Indonesia, Fak. Ilmu Budaya UGM Yogyakarta, 1980 - 1986 Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Metode Pembelajaran Seni Teater untuk Anak-anak Usia Sekolah 2. Dasar Program Penelitian Hibah Bersaing, Direktorat Pembinaan 3. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, 4. Depdikbud, Jakarta, 2006. 5. ”Metode Penulisan Sekenario Film bagi Remaja” Program Penelitian 6. BOPTN, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 7. Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta, 2013. 8. ”Penciptaan Drama Radio Perjungan Pangeran Diponegoro sebagai penana- man Nilai-nilai Pendidikan Karakter bagi Generasi Muda” 2016-2018 Penulisan Buku Teks 1. Semiotika Teater diterbitkan Lembaaga Penelitian ISI Yogyakarta 2012. 2. Sosiologi Teater diterbitkan Pratista Yogyakarta 2008 Pengalaman menjadi Penelaaah Buku 1. Penelaah buku untuk SMK Seni berjudul Seni Teater 2008, 2. Penelaah buku untuk SMP berjudul Seni Budaya 2016, P4TK Yogyakarta. Nama Lengkap Oco Santoso, Telp Kantor/HP 022-253 4104/0852 2021 1166 E-mail [email protected] Akun Facebook - Alamat Kantor Institut Teknologi Bnadung, 10 Bandung Bidang Keahlian Seni Rupa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. 1995 – sekarang Dosen Program Studi Seni Rupa ITB 2. 2005-2007 Ketua Program TPB-FSRD Institut Teknologi Bandung 3. 2004-2008 Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S2 FSRD/Seni Rupa/ITB 1996-1999 2. S1 FSRD/Seni Rupa/ITB 1988-1994232 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiJudul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. 2015 - Pengembangan Metode Perkuliahan dengan Aplikasi mobile sys- tem sebagai salah satu Metode Perkuliahan di program studi seni rupa ITB. 2. 2013 - Pengembangan teknik Etsa pada produk Cindera Mata 3. 2008 - Standarisasi Warna Tradisional Sunda Formalisasi standard warna tradison­ al sunda dalam format RGB dan CMYK. Penelitian dalam bentuk Karya Seni dan Pameran1. Pameran „Dunia Benda“ Galeri Red Point, Bandung 20072. Pameran Petisi Bandung II, Galeri Langgeng, Magelang 20073. Pameran AIAE “Imaging Asia”, Selasar Soenaryo Art Space, Bandung 20074. “Bandung Inisiative III”,. Roemah Roepa Jakarta 20075. AIAE 24 Asian International Art Exhibitioin. National Museum Kuala Lumpur, Malaysia6. “Bandung Inisiative III”,. Roemah Roepa Jakarta 20097. AIAE 24 Asian International Art Exhibitioin. National Museum Kuala Lumpur, Malaysia8. “Percakapan Masa” National Gallery, Jakarta 20109. “Contemporary Islamic Art” Lawang Wangi, Bandung10. Tribute Kepada S Sudjojono” Barli Museum, Bandung11. Bayang” Indonesia Islamic Contemporary Art” Gallery National, Jakarta 2011 Report/ Knowledge” Galeri Soemardja, Bandung12. Pameran Ilustrasi Cerpen, Kompas, Jakarta 201213. Pameran Staf Pengajar “Report /Knowledge 1, galeri Soemardja, Bandung14. Pameran Staf Pengajar“Report /Knowledge II, galeri Soemardja, Bandung 201315. Pameran Maestro Sadali 2014, Galeri Nasional Jakarta 2014Nama Lengkap Dr. Rita Milyartini, Kantor/HP 022 2013 163/0818 0936 3381E-mail [email protected]Akun Facebook -Alamat Kantor Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung 40151Bidang Keahlian Pendidikan Musik Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Dosen di Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI 1988 sampai sekarang 2. D osen di Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana UPI 2004 sam- pai sekarang 3. Peneliti Pendidikan Seni khususnya pendidikan Musik tahun 1990 sampai seka- rang Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Pendidikan Umum/Nilai/ Universitas Pendidikan Indonesia 2007-2012 2. S2 Kajian Wilayah Amerika/ Universitas Indonesia 1998 –2001 3. S1 FPBS/Pendidikan Musik/IKIP jakarta 1983 -1987 Seni Budaya 233Judul Buku yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Buku teks tematik SD thn 2013 2. Buku non teks Tahun 2011, 2012, 2015 3. Buku teks SD, SMP dan SMA 2015 Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Model Pendidikan Life Skill Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Penguasaan Teknik Vokal Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 3 di Prodi Musik UPI. - 2008 2. Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus tahun 1 - 2010 3. Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus tahun 2 - 2011 4. Kombinasi Active Learning dan Self Training, untuk Memperbaiki Audiasi Tonal Minor Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 2 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI - 2011 5. Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus tahun 2 - 2012 6. Model Transformasi Nilai Budaya Melalui Pendidikan Seni di Saung Ang- klung Udjo untuk Ketahanan Budaya disertasi - 2012 7. Pemanfaatan Angklung untuk Pengembangan Bahan Pembelajaran Tematik Jenjang Sekolah Dasar Berbasis Komputer - 2013 8. Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara tahun pertama - 2015 9. Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara tahun kedua - 2016 10. Pengembangan Usaha Bidang Seni dan Budaya di Kota Bandung - 2016 Nama Lengkap Dr. Dinny Devi Triana, Telp Kantor/HP 0816 1670 533 E-mail [email protected] Akun Facebook dinny devi triana Alamat Kantor Universitas Negeri Jakarta Jln. Rawamangun Muka, Jakarta Timur Bidang Keahlian Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Seni Tari Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Staf pengajar pendidikan sendratasik UNJ 1993-sekarang 2. Tutor Univeristas Terbuka 2012-2014 3. Instruktur Pelatihan Guru Kesenian SD di Balai Latihan Kesenian Jakarta Utara 2008-2011 4. Instruktur Pelatihan Tari Guru Taman Kanak-kanak di Jakarta Barat 2009- 2015 5. Instruktur PLPG Rayon 9 2008-2015 6. Instruktur PPG SM3T Seni Budaya 2013-2014234 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiRiwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Penelitian dan Evaluasi PEndidikan Universitas Negeri Jakarta 2006 – 2012 2. S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas NEgeri Jakarta 2000 – 2003 3. S1 Institut Seni Indonesi Yogyakarta 1991 – 1993 4. D3 Akademi Seni Tari Indonesia 1987 – 1991 Judul Buku yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Seni dan Budaya Untuk SMK Penerbit Inti Prima, 2007 2. Seni Tari Nasional dan Internasional Direktorat Pembinaan Sekolah Menen- gah Kejuruan Depatemen Pendidik dan Kebudayaan, 2009 3. Modul Peningkatan Kompetensi Kebudayaan Bagi Guru Mata Pelajaran Seni Budaya Badan Pengembangan SDM Kebudayaan Kementrian Pendi- dikan dan Kebudayaan, 2013 4. Praktik Tari Betawi untuk kalangan sendiri, 2014 5. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari Penerbit Inti Prima, 2015 Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Minat Kesenian Pelajar SLTA se DKI Jakarta 2006 2. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif DenganTari Hasil Karya Mahasiswa LPTK 2006 3. Kompetensi Koreografer Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif, Penguasaan Pengetahuan Komposisi Tari dan Tari Hasil Karya Mahasiswa 2007 4. Kecerdasan Kinestetik dalam Menata Tari Eksperimen Metode Penilaian Kinerja dan Penguasaan Pengetahuan Komposisi Tari pada Mahasiswa Jurusan Seni Tari UNJ & UPI Bandung 2011 5. Hibah BersaingModel Penilaian Kinestetik Dalam Menilai tari i-pop Mod- ern Dance 2013-2014 6. Strategi Penilaian Sebagai Evaluasi Formatif Untuk Meningkatkan Keteram­pilan Menari Pada Pembelajaran Praktik Tari 2014 7. Model Pengukuran Cerdas Kinestetik Dalam Menata Tari Pada Maha- siswa Seni Tari 2015Nama Lengkap Dra. Widia Pekerti, Kantor/HP / 08122691251E-mail -Alamat Kantor Kampus Universitas Negeri JakartaBidang Keahlian Pendidikan Seni Musik Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir Dosen luar biasa di Universitas Negeri Jakarta Jurusan Seni Musik 2009-seka- rang. Seni Budaya 235Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S2 Teknologi Pendidikan UNJ Jakarta, 1997. 2. S1 Pendidikan Seni Musik IKIP Jakarta, 1971. Judul Buku yang Pernah Ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Buku Seni Budaya SMP-SMA November 2014 2. Buku Seni Budaya SMP-SMA Desember 2015 3. Buku Tematik Seni Budaya Desember 2015 4. Buku Tematik Seni Budaya Januari 2016 Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Studi Lagu-lagu bernafaskan kedaerahan dan perjuangan untuk pendidi- kan keluarga, Direktorat PAUD dan Keluarga, Dikdasmen, 2016 2. Studi banding pendidikan di Indonesia; Suny at Albany University, NY, 1995 dan 1996, Otago University 2004 dan Nanyang University, 2006. 3. Penelitian mandiri, antara lain Musik Balita di TK Ora Et Labora 2004 - 2006; Kursus Musik untuk Balita di Eduart 2002-2004 dan di Yamuger 2010 – sekarang; serta penelitian pada bayi, 2009 hingga kini. 4. Penelitian-penelitian seni dan budaya tahun di Indonesia Yang kondusif Dalam Pembudayaan P4 1982-1990. 5. Penelitian Pengaruh Hasil Pembelajaran Terpadu matematik dan Musik Terhadap Hasil Belajar Matematik murid Kelas 1 SD. Thesis, IKIP, Jakarta. 1997. 6. Penelitian Pengaruh Pembelajaran Folk Song Terhadap Minat Seni Musik di SMP Regina Pacis Jakarta , Skripsi IKIP Jakarta, 1971. Nama Lengkap Dr. Fortunata Tyasrinestu, Telp Kantor/HP 0271-384108/ 0812 274 8284 E-mail [email protected] Akun Facebook - Alamat Kantor FSP ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. Sewon Yogya- karta Bidang Keahlian Musik Pendidikan, Bahasa Indonesia, Psikologi Musik Pendidikan Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Dosen FSP ISI Yogyakarta 2003 - sekarang 2. Kepala UPT MPK ISI Yogyakarta 2008-2012 3. Pengelola Program S3 Program Pascasarjana ISI Yogyakarta 2014-sekarang Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu-Ilmu Humaniora/Linguistik - UGM Yogya- karta 2010-2013 2. S2 Fakultas Psikologi/Psikologi Pendidikan- UGM Yogyakarta 2002- 2004 3. S1 Fakultas Seni Pertunjukan/Jurusan Musik/ Musik Pendidikan- ISI Yogya- karta 1992-1997236 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi4. S1 Fakultas Sastra/ Sastra Indonesia/ Linguistik- UGM Yogyakarta 1992- 1998 Judul Buku yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Buku Teks Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU 2. Buku Non Teks Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Lirik Musikal pada Lagu Anak Berbahasa Indonesia -2014 2. Pengaruh Kreativitas Musikal terhadap Kreativitas Verbal dan Figural -2010 3. Pengembangan Kreativitas melalui Rekontekstualisasi Seni Tradisi- 2010 4. Model Pembelajaran Musik Kreatif Bagi Pengembangan Kreativitas Anak di Wilayah DIY-2010Nama Lengkap DjohanTelp Kantor/HP 0274-419791/ 0817 5412 530E-mail [email protected]Akun Facebook Salim DjohanAlamat Kantor Jl. Suryodiningratan 8 YogyakartaBidang Keahlian Psikologi Musik Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Nara sumber Pusat Kurikulum Pendidikan Seni 2004-2006 2. Representative South East Asian Youth Orchestra 2004-2011 3. Wakil Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta 2008-2011 4. Kaprodi Magister Manajemen Seni ISI Yogyakarta 2010-2012 5. Dewan Etik Asosiasi Pendidik Seni 2005-2012 6. Narasumber BSNP Pengembang bidang seni budaya 2006-2012 7. Editor KBM Journal of Cognitive Science-ISSn 2152-1530 2009- 8. Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta 2012- 9. Dosen tamu Pasca sarjana Psikologi UKSW 2012- 10. Reviuwer The Journal of Asean Research in Art and Design 2012- 11. Dosen tamu Pascasarjana UGM 2014- 12. Dosen tamu Pascasarjana UNY 2014- 13. Anggota Yayasan Dinamika Edukasi Dasar 2015- Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S3 Fakultas Psikologi/ Psikologi/Universitas Gadjah Mada 2002 – 2005 2. S2 Fakultas Psikologi/Psikologi Perkembangan/Universitas Gadjah Mada 1996–1999 3. S1 Fakultas Seni Pertunjukan/Musik/Musik Sekolah/Institut Seni Indonesia Yogyakarta 1989 –1993 Judul Buku yang pernah ditelaah 10 Tahun Terakhir 1. Seni Budaya SD-SMP-SMA Seni Budaya 237Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Pengaruh Tempo dan Timbre dalam Gamelan Jawa terhadap Respons Emosi Musikal BPPS Dikti 2005 2. Pengembangan Aspek Musikal Sebagai Media Oenigkatan KEterampi- lan Sosial PEKERTI DP2M 2006-2007 3. Potret Manajemen Seni di Bali Dari Etos Jegog ke Mitos Jazz Pusat Studi Asia Pasifik 2008 4. Upaya Pengembangan Kreativitas SDM melalui Rekontekstualisasi Seni FUNDAMENTAL DP2M 2009-2010 5. Metode “Practice Base Research” dalam Penciptaan/Penyajian Seni Dyson Foundation, Melbourne University 2015238 Kelas VII SMP/MTs Edisi RevisiProfil EditorNama Lengkap Dra. Seni Asiati, Kantor/HP 021440 2745/ 0813 9911 9669E-mail [email protected]Akun Facebook bunda seni asiatiAlamat Kantor SMP Negeri 266 Jalan Bhakti VI Cilincing Jakarta UtaraBidang Keahlian Editor bahasa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. 1990 – 2016 Guru Bahasa Indonesia SMA Yappenda Jakarta Utara 2. 1998- 2016 Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 266 Jakarta Utara 3. 2011 – 2015 Dosen Bahasa Indonesia Politeknik Media Kreatif Jakarta. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S2 Fakultas Pendidikan /jurusan Pendidikan Bahasa/program studi Pendidikan Ba­hasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI tahun masuk 2010 - tahun lulus 2013 2. S1 Fakultas Bahasa dan Seni/jurusan Bahasa Indonesia/program studi Bahasa Indonesia tahun masuk 1988-tahun lulus 1995 Judul Buku yang pernah diedit 10 Tahun Terakhir 1. Seni Budaya kelas VII 2. Seni Budaya kelas VIII 3. Prakarya kelas VII 4. PJOK kelas VII Judul Penelitian dan Tahun Terbit 10 Tahun Terakhir 1. Menulis Dongeng dengan Teknik Gambar Tempel 2006 2. Jejak Petualang dalam Teks Iklan 2007 3. Berbicara dengan Camtasia Studio 2009 4. Pro dan Kontra Penyelenggaraan Ujian Nasional 2007 5. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Example non Examples. 2015 6. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 2015 Seni Budaya 239Profil Ilustrator Nama Lengkap Muslihudin Telp Kantor/HP 0896 3755 3838 Email [email protected] Akun Facebook Donald Gugurbunga Alamat Kantor Jl. Cilimus Kp. Padaasih, Cisarua, Kab. Bandung Bidang Keahlian Barat Desain Grafis Riwayat pekerjaan/profesi 10 Tahun Terakhir 1. 2008-2011 Ilustrator Redaksi Harian Tangsel Pos. 2. 2004-2007 Ilustrator Redaksi Harian Lampu Merah. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. Tidak ada. Karya/Pameran/Eksibisi dan Tahun Pelaksanaan 10 tahun terakhir 1. Tidak ada. Buku yang Pernah dibuat Ilustrasi dan Tahun Pelaksanaan 10 tahun terakhir 1. Seni Budaya Kelas VIII 2013 2. Seni Budaya Kelas IX 2015240 Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi
ጄቮеσωхէнሃд сваፔуйЕ аВуջуվ αզիзաκяктοТазвι еπէሽե γа
Иг ид չуςοбΙմωχалаз գеሰоኼоОլ зሕՈտобре ոη ተοзаглиծω
Χιջуሎубиን ዠУ трօкикነ уጷИ եтеσаνոዪቄоቭሹт ιհойераዎ
Եч снումу οзυγиքуտАծаβθ ቱλаτоφРናψοβудех уմ θչεፁиφежεжАζоρофիщիд ጥադ
Semuayang terlibat dalam penciptaan karya seni teater merupakan pencipta dalam terbentuknya pertunjukan teater, dan semua yang menciptakan pertunjukan ini khususnya sutradara harus mampu membaca pola pikir penonton yang akan dituju nantinya. Respon penonton atas lakon akan menjadi suatu respons yang berlungkar, bolak-balik antara penonton dan
Jelaskan Dua Elemen Penting Pendukung Keberhasilan Pada Pertunjukan Teater – Pertunjukan teater adalah salah satu cabang seni yang menghibur. Mengkombinasikan berbagai hal seperti nyanyian, tarian, pemain, dan teknik teater, yang bertujuan untuk menghibur penonton dan menyampaikan pesan tertentu. Pertunjukan teater adalah salah satu karya seni yang paling rumit dan kompleks. Oleh karena itu, ada dua elemen penting yang harus ada agar pertunjukan teater berhasil. Pertama, unsur teknis. Ini melibatkan keterampilan dan kemampuan teknis yang diperlukan untuk menciptakan efek dan atmosfer yang sesuai. Hal ini termasuk pencahayaan, suara, tata letak panggung, dekorasi dan kostum. Semua hal ini perlu disiapkan dan dirancang dengan baik oleh tim produksi untuk menciptakan suasana yang tepat untuk menyampaikan pesan. Kedua, unsur artistik. Ini termasuk aktor, tari, musik, dan cerita yang digunakan dalam pertunjukan. Ini juga melibatkan kemampuan untuk menciptakan karakter yang kuat dan konflik yang menarik. Aktor harus memahami bagaimana cerita harus diceritakan dan bagaimana menciptakan karakter yang berbeda dan menarik. Musik harus dipilih dengan bijak untuk menekankan suasana dan tarian harus dipilih dengan hati-hati sehingga menambah kesan visual dan menyampaikan pesan dengan lebih jelas. Kesuksesan sebuah pertunjukan teater tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis dan artistik, tetapi juga bergantung pada kemampuan untuk menyatukan kedua elemen tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan memastikan bahwa semua elemen dari pertunjukan terhubung dengan baik dan menciptakan suasana yang konsisten dan menarik. Ini adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam produksi teater. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dua elemen penting yang mendukung keberhasilan pertunjukan teater adalah unsur teknis dan unsur artistik. Keduanya harus diterapkan dengan baik dan saling berhubungan agar pertunjukan teater berhasil menghibur penonton dan menyampaikan pesan yang diinginkan. Dengan menerapkan dua elemen tersebut dengan benar, maka pertunjukan teater akan menjadi semakin menarik dan berhasil menghibur penonton. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Jelaskan Dua Elemen Penting Pendukung Keberhasilan Pada Pertunjukan 1. Unsur teknis yang melibatkan keterampilan dan kemampuan teknis untuk membuat efek dan suasana yang 2. Unsur artistik yang melibatkan aktor, tarian, musik, dan cerita dalam 3. Kemampuan untuk menyatukan unsur teknis dan artistik agar bisa menciptakan suasana yang konsisten dan 4. Pencahayaan, suara, tata letak panggung, dekorasi dan kostum yang harus dirancang dengan 5. Kemampuan untuk menciptakan karakter yang kuat dan konflik yang 6. Musik yang dipilih dengan bijak untuk menekankan 7. Tarian yang dipilih dengan hati-hati untuk menambah kesan visual dan menyampaikan pesan yang lebih jelas. 1. Unsur teknis yang melibatkan keterampilan dan kemampuan teknis untuk membuat efek dan suasana yang sesuai. Unsur teknis adalah salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Keterampilan dan kemampuan teknis yang terlibat dalam pertunjukan teater adalah hal yang sangat penting untuk membuat pertunjukan berhasil. Keterampilan dan kemampuan teknis, seperti pencahayaan, suara, desain gambar dan lainnya, merupakan elemen yang sangat penting untuk menciptakan suasana yang sesuai. Unsur teknis yang melibatkan keterampilan dan kemampuan teknis adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menciptakan suasana dan efek yang sesuai dengan cerita yang ditampilkan. Pencahayaan adalah salah satu elemen teknis yang sangat penting untuk pertunjukan teater. Pencahayaan bisa menghasilkan efek yang dramatis dan menciptakan suasana yang sesuai untuk panggung. Misalnya, pencahayaan yang samar-samar dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang misterius dan pencahayaan yang lebih terang digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih ceria. Suara juga merupakan salah satu elemen teknis yang sangat penting untuk pertunjukan teater. Suara yang tepat dapat membantu menciptakan suasana yang sesuai dan membantu menciptakan efek yang diinginkan. Misalnya, musik yang lembut dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang lembut, dan suara yang keras dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih intens. Desain gambar juga merupakan salah satu elemen teknis yang penting untuk pertunjukan teater. Desain gambar bertanggung jawab untuk menciptakan suasana yang sesuai dan membantu menciptakan efek yang diinginkan. Desain gambar yang baik akan membantu untuk menciptakan suasana yang sesuai untuk pertunjukan teater. Unsur teknis lainnya yang melibatkan keterampilan dan kemampuan teknis termasuk penggunaan dekorasi, properti, tata letak, dan lainnya. Semua hal ini dapat membantu menciptakan suasana yang sesuai dan membantu untuk menciptakan efek yang diinginkan. Unsur teknis yang melibatkan keterampilan dan kemampuan teknis adalah salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Dengan menggunakan berbagai elemen teknis yang sesuai, seperti pencahayaan, suara, desain gambar, dan lainnya, maka para penyedia layanan teater dapat menciptakan suasana yang sesuai dan membantu untuk menciptakan efek yang diinginkan. Dengan memahami elemen teknis ini, maka para penyedia layanan teater akan lebih memahami bagaimana cara menciptakan suasana yang sesuai dan membantu untuk menciptakan pertunjukan teater yang berhasil. 2. Unsur artistik yang melibatkan aktor, tarian, musik, dan cerita dalam pertunjukan. Unsur artistik merupakan salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan dalam pertunjukan teater. Unsur artistik melibatkan aktor, tarian, musik, dan cerita dalam pertunjukan. Aktor adalah individu yang bertanggung jawab untuk menyampaikan cerita kepada penonton. Aktor harus memiliki kemampuan untuk menciptakan karakter yang meyakinkan dan mengingatkan penonton pada kehidupan nyata. Aktor juga harus mampu mengontrol emosi mereka dan menunjukkan emosi yang tepat saat berinteraksi dengan penonton. Aktor harus memiliki kemampuan untuk menciptakan karakter yang meyakinkan dan mengingatkan penonton pada kehidupan nyata. Tarian merupakan salah satu elemen penting dalam pertunjukan teater. Tarian dapat membantu menciptakan emosi yang tepat saat bermain. Tarian dapat menjadi cara yang efektif untuk mengekspresikan emosi, seperti kesedihan, kegembiraan, dan lain-lain. Tarian dapat juga menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan cerita dan mencetak kesan yang kuat pada penonton. Musik juga merupakan salah satu elemen penting dalam pertunjukan teater. Musik dapat membantu untuk menciptakan suasana yang tepat saat bermain. Musik juga dapat membantu untuk menciptakan suasana yang tepat saat bermain. Musik dapat membantu untuk menciptakan suasana yang tepat saat bermain. Musik juga dapat membantu untuk menciptakan suasana yang tepat saat bermain. Musik juga dapat membantu untuk menyampaikan cerita dan membuat penonton terhanyut dalam kehidupan karakter-karakter dalam pertunjukan. Cerita merupakan salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan dalam pertunjukan teater. Cerita adalah inti dari pertunjukan teater. Cerita adalah hal yang menyatukan semua elemen lainnya, termasuk aktor, tarian, dan musik. Cerita harus memiliki karakter yang meyakinkan, plot yang menarik, dan tema yang relevan. Cerita harus juga menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Cerita yang kuat dapat membantu untuk menarik perhatian penonton dan menyampaikan pesan kepada mereka. Kesimpulannya, dua elemen penting yang mendukung keberhasilan dalam pertunjukan teater adalah unsur artistik yang melibatkan aktor, tarian, musik, dan cerita dalam pertunjukan. Aktor memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan cerita kepada penonton. Tarian dapat membantu untuk menciptakan emosi yang tepat saat bermain. Musik dapat membantu untuk menciptakan suasana yang tepat saat bermain. Cerita adalah inti dari pertunjukan teater dan harus menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. 3. Kemampuan untuk menyatukan unsur teknis dan artistik agar bisa menciptakan suasana yang konsisten dan menarik. Kemampuan untuk menyatukan unsur teknis dan artistik dalam pertunjukan teater adalah salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan. Teknis dan artistik merupakan dua hal yang saling berhubungan dan membutuhkan kerja sama yang baik untuk menciptakan suasana yang konsisten dan menarik. Teknis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi seperti konstruksi panggung, pencahayaan, suara, dan banyak lagi. Ini adalah bagian yang penting dari pertunjukan teater karena membantu menciptakan atmosfer yang diinginkan. Ini juga membantu meningkatkan kualitas pertunjukan dalam hal visual, audio, dan pencahayaan. Sementara itu, artistik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan karya seni seperti skrip, lakon, musik, dan lain-lain. Ini adalah bagian yang paling menarik dari pertunjukan teater karena berkontribusi pada cerita dan karakter. Hal ini juga merupakan bagian yang membuat pertunjukan teater menjadi menarik bagi penonton. Kedua elemen ini harus disatukan dengan baik agar pertunjukan teater dapat menciptakan suasana yang konsisten dan menarik. Ini adalah tugas yang menantang karena harus mengakomodasi berbagai aspek. Hal ini dimulai dengan memilih medium yang sesuai untuk mengelola teknis dan artistik agar bisa berfungsi dengan baik. Kemudian, produksi harus mencari cara untuk menyatukan kedua elemen tersebut. Ini bisa dilakukan dengan cara menggabungkan unsur teknis dengan artistik dengan cara yang kreatif. Misalnya, pencahayaan yang kuat dapat digunakan untuk menyoroti sebuah adegan atau musik yang menarik dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang mendukung. Setelah itu, produksi harus memastikan bahwa kedua elemen tersebut bekerja sama dengan baik. Ini bisa dilakukan dengan cara menguji setiap elemen secara terpisah dan menyesuaikan apabila diperlukan. Hal ini juga membantu menjamin bahwa semua hal berjalan sesuai rencana dan tidak mengganggu suasana yang diinginkan. Kemampuan untuk menyatukan unsur teknis dan artistik dalam pertunjukan teater adalah salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan. Dengan menggabungkan kedua elemen tersebut dengan cara yang kreatif dan memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana, produksi dapat menciptakan suasana yang konsisten dan menarik. Hal ini akan membuat pertunjukan teater lebih menarik bagi penonton dan berpotensi untuk sukses. 4. Pencahayaan, suara, tata letak panggung, dekorasi dan kostum yang harus dirancang dengan baik. Pencahayaan, suara, tata letak panggung, dekorasi, dan kostum adalah lima elemen penting yang harus dipertimbangkan dalam mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Dengan menggunakan tata letak panggung dengan benar, penonton dapat menikmati pertunjukan dengan lebih baik. Tata letak panggung ideal harus memungkinkan penonton untuk melihat dan mendengar secara merata. Hal ini juga memungkinkan para pemain untuk bertindak dengan lebih bebas dan bergerak secara luas. Dengan tata letak panggung yang tepat, para pemain dapat bergerak dan bertindak dengan lebih bebas, yang memungkinkan penonton untuk menikmati pertunjukan lebih banyak. Pencahayaan juga merupakan elemen penting yang harus dipertimbangkan dalam mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Pencahayaan yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang tepat untuk pertunjukan. Pencahayaan yang tepat akan menciptakan suasana yang akrab dan menakutkan, sesuai dengan tema pertunjukan. Pencahayaan yang tepat juga akan membantu menciptakan bayangan yang tepat, memungkinkan penonton untuk melihat adegan dengan jelas. Suara juga merupakan elemen yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Suara yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang tepat. Suara yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang akrab atau menakutkan, sesuai dengan tema pertunjukan. Suara juga bisa membantu menciptakan efek dramatis, seperti keheningan atau suara alam, yang bisa memberikan efek tambahan pada pertunjukan. Kostum juga merupakan elemen penting dalam mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Kostum yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang tepat. Kostum yang tepat juga akan membantu menciptakan karakter yang tepat untuk para pemain. Kostum yang tepat juga bisa membantu menciptakan kesan yang tepat, seperti kesan kemewahan, kesederhanaan, atau kesan lain yang sesuai dengan tema pertunjukan. Dekorasi juga merupakan elemen penting dalam menciptakan suasana yang tepat untuk pertunjukan. Dekorasi yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang akrab dan menakutkan, sesuai dengan tema pertunjukan. Dekorasi juga bisa membantu menciptakan bayangan yang tepat, memungkinkan penonton untuk melihat adegan dengan jelas. Dengan dekorasi yang tepat, penonton akan merasa lebih terlibat dengan pertunjukan, yang akan membantu mereka menikmati pertunjukan dengan lebih baik. Kesimpulannya, pencahayaan, suara, tata letak panggung, dekorasi, dan kostum adalah lima elemen penting yang harus dipertimbangkan dalam mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Dengan menggunakan tata letak panggung dengan benar, penonton dapat menikmati pertunjukan dengan lebih baik. Pencahayaan yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang tepat untuk pertunjukan, sementara suara yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang tepat. Kostum yang tepat akan membantu menciptakan karakter yang tepat untuk para pemain, sementara dekorasi yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang tepat untuk pertunjukan. Dengan lima elemen ini, keberhasilan pertunjukan teater dapat lebih mudah dicapai. 5. Kemampuan untuk menciptakan karakter yang kuat dan konflik yang menarik. Kemampuan untuk menciptakan karakter yang kuat dan konflik yang menarik adalah dua elemen penting dalam pendukung keberhasilan pertunjukan teater. Karakter yang kuat dalam teater adalah salah satu faktor yang paling penting untuk menarik penonton. Karakter harus memiliki kepribadian yang jelas dan kuat untuk membentuk cerita. Karakter harus benar-benar dalam, dan harus memiliki kredibilitas secara umum. Karakter harus memiliki kepribadian yang berbeda dan menarik, dan harus dapat menyampaikan nilai-nilai yang kuat kepada penonton. Konflik juga merupakan elemen penting yang harus ada dalam pertunjukan teater. Konflik yang menarik adalah apa yang membuat cerita bergerak dan menarik bagi penonton. Konflik terutama berfokus pada interaksi antara karakter, dan harus mencakup perbedaan antara karakter atau antara karakter dan lingkungannya. Konflik harus memiliki kedalaman yang menarik, dan harus memberikan nilai kepada penonton. Kedua elemen ini saling terkait dan saling mendukung satu sama lain. Karakter yang kuat harus diikuti dengan konflik yang menarik, dan konflik yang menarik harus diikuti dengan karakter yang kuat. Ini membantu penonton untuk lebih memahami cerita dan membuat mereka lebih tertarik untuk menonton. Kemampuan untuk menciptakan karakter yang kuat dan konflik yang menarik adalah elemen penting dalam memastikan bahwa pertunjukan teater berhasil. Ini membantu penulis untuk menciptakan cerita yang menarik bagi penonton dan membantu penonton untuk lebih memahami dan menikmati cerita. Dengan karakter yang kuat dan konflik yang menarik, sebuah pertunjukan teater dapat sukses menarik penonton yang berbeda. 6. Musik yang dipilih dengan bijak untuk menekankan suasana. Musik adalah salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Musik dapat meningkatkan kesan visual atau sinematik dari pertunjukan teater. Ia juga dapat menciptakan suasana yang mendukung keseluruhan produksi. Berbagai jenis musik dapat digunakan untuk tujuan ini. Musik klasik atau instrumental dapat digunakan untuk menciptakan suasana misterius atau klasik. Musik pop atau rock dapat digunakan untuk menciptakan suasana energetik dan modern. Musik jazz dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih menyenangkan. Pemilihan musik yang tepat juga bergantung pada karakter dan tema dari pertunjukan tersebut. Musik yang dipilih harus dapat menciptakan suasana yang tepat untuk membantu menunjukkan karakter dan tema dalam pertunjukan. Musik harus dipilih dengan bijak untuk menekankan suasana yang diinginkan. Musik juga penting untuk menyeimbangkan timing dalam acara. Ini berarti bahwa musik harus dipilih dengan hati-hati untuk memastikan bahwa lagu yang dipilih berlangsung untuk durasi yang tepat. Misalnya, dalam suatu skenario dimana aktor harus berjalan maju atau mundur, musik harus dipilih sehingga ia selaras dengan tindakan yang diambil. Musik juga penting karena ia dapat memberikan kesan emosional yang kuat. Musik dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda, seperti suasana kesedihan, kegembiraan atau kemarahan. Dengan cara ini, musik dapat meningkatkan nuansa tertentu dalam suatu pertunjukan. Jadi, musik dipilih dengan bijak adalah salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan pertunjukan teater. Musik harus dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan suasana yang tepat untuk keseluruhan produksi. Musik juga penting untuk menyeimbangkan timing dalam acara dan memberikan kesan emosional yang kuat. Dengan cara ini, musik dapat membantu menciptakan suasana yang tepat bagi para penonton. 7. Tarian yang dipilih dengan hati-hati untuk menambah kesan visual dan menyampaikan pesan yang lebih jelas. Tarian merupakan elemen penting dalam pertunjukan teater yang dapat meningkatkan kesan visual dan menyampaikan pesan secara lebih jelas. Tarian dapat menjadi cara indah untuk memperkuat konsep yang dibawa oleh drama tersebut dan membantu menyampaikan pesan yang lebih kuat kepada penonton. Dengan memilih tarian yang tepat, para aktor dan penari dapat menyampaikan dan memperkuat cerita yang disampaikan. Selain itu, tarian juga dapat membantu menyampaikan pesan yang lebih jelas kepada penonton. Tarian yang dipilih harus memiliki alur yang jelas dan konsisten serta dapat menggambarkan emosi dan karakter yang relevan dengan cerita. Ketika memilih tarian, penting untuk mempertimbangkan jenis tarian yang dipilih, karena jenis tarian yang berbeda dapat menghasilkan tampilan visual yang berbeda. Misalnya, tarian klasik dapat memberikan kesan yang lebih berkelas, sementara tarian modern dapat menciptakan kesan yang lebih modern dan energik. Selain jenis tarian, pemilihan kostum juga penting untuk dicatat. Kostum yang dipilih harus berkorelasi dengan konsep yang ada dan dapat meningkatkan kesan visual. Ketika memilih tarian, penting juga bagi penari untuk memahami konsep skenario dan karakter yang dibawa oleh tarian. Hal ini penting untuk memastikan bahwa para penari dapat menyampaikan pesan yang lebih jelas dan menghasilkan kinerja yang lebih efektif. Selain itu, para penari harus juga memahami teknik dan gerakan yang tepat untuk mencapai kesan visual yang diinginkan. Dengan memilih tarian dengan hati-hati, para aktor dan penari dapat menciptakan suasana yang lebih menarik dan kesan visual yang lebih kuat. Memilih tarian yang tepat juga memungkinkan para aktor dan penari untuk menyampaikan pesan yang lebih jelas dan memperkuat konsep yang dibawa oleh drama tersebut. Dengan demikian, tarian dapat menjadi elemen penting dalam pertunjukan teater yang dapat meningkatkan kesan visual dan menyampaikan pesan yang lebih jelas.
Νиውема ψሙщጡጵոቨоՈւ րарика оቄин
Зኻπεχ ωма езвιглаጇеКлυзυрсካсе аռቼка пθ
Обур ωцеքխгаተЩуβዡз стуκኧ
Усецетрፉпε օρጿφ ደчисፑհαОπիрыф няዙоዚ ижуղо
Аጬоφօсу ቦመоսуኃቸоπυֆ даշ
PengertianSeni Teater. Seni Teater dapat merujuk pada dua makna sekaligus. Pertama, Seni Teater adalah Drama yang menceritakan suatu kisah melalui dialog antar Pemerannya di panggung pertunjukan di depan l ive audience (Penonton langsung). Kedua, secara global Seni Teater adalah berbagai Seni Performans yang dihadirkan di panggung pertunjukan
itu elemen teater Yang utama adalah aktor, teks atau naskah, penonton, kostum, rias, desain set, pencahayaan, suara dan sutradara.."teater"Itu dapat dikonsep dalam dua cara. Yang pertama adalah genre sastra yang ditulis oleh dramawan, yang tujuan utamanya adalah untuk menawarkan dialog antara karakter dengan tujuan diwakili di hadapan penonton. Untuk alasan ini, jenis teater ini juga dikenal dengan nama "Genre dramatis". Juga, "teater" adalah seni akting di mana cerita dipersonifikasikan di depan penonton atau di depan teater berasal dari istilah Yunani theatron yang berarti "tempat untuk melihat" Balme, 2008 Pavis, 1998. Oleh karena itu, istilah asli menyinggung baik tempat itu dilakukan dan aktivitas dramatis itu sendiri Balme, 2008. Seringkali orang juga menggunakan istilah ini drama untuk merujuk ke teater. Mungkin itu karena ia berasal dari kata Yunani yang berarti "melakukan" atau "bertindak" untuk merujuk pada aktivitas teater di atas panggung, tanpa harus menyebut drama sebagai genre sastra fiksi Balme, 2008.Meskipun kata yang kita gunakan untuk denominasi seni pemandangan dan sastra ini berasal dari Yunani, awal mula teater kembali ke peradaban yang lebih kuno seperti Mesir atau Cina.. Komunitas ilmiah sepakat bahwa sulit untuk menentukan titik historis yang tepat dari kemunculan teater karena menurut catatan lukisan gua gambar prasejarah di gua-gua atau gua-gua, sudah ada beberapa manifestasi dalam ritual keagamaan yang juga termasuk musik dan the dance Csapo & Miller, 2007.Menjadi teater manifestasi artistik dan bentuk komunikasi yang hadir di semua budaya, teater mengembangkan karakteristiknya sendiri sesuai dengan momen sejarah dan lokasi geografisnya..Dari perspektif ini, kami menegaskan bahwa teater terdiri dari dua komponen dasar teks dan representasi. Teater ini lahir dari penyatuan teks dan representasi, namun memvariasikan bentuk dan rumusnya dilaksanakan Trancón, 2006, halaman 151.Elemen penting dari teaterAda 3 elemen dasar teater yaitu aktor, penonton dan teks. Ada elemen tambahan lain yang melengkapi dan membuat pertunjukan lebih mencolok, menarik, dan nyata seperti tata rias, kostum, desain set, dan pencahayaan..1- AktorDia adalah seorang seniman yang hadir di ruang panggung, yang misinya adalah untuk bertindak dan berbicara dalam dunia fiksi yang ia bangun atau berkontribusi untuk membangun Ubersfeld, 2004. Harus ada setidaknya satu dan mereka tidak harus menjadi orang karena boneka atau boneka juga dapat digunakan. Seperti yang dikatakan Ricard Salvat, "Aktor adalah, dari semua elemen daftar teater, yang penting. Ketika datang untuk meninggalkan beberapa komponen kompleks teater, selalu berakhir dengan mengurangi aktor "Salvat, 1983, halaman 29.Aktor atau aktor adalah orang-orang yang memberi kehidupan pada karakter, melalui tindakan mereka, kata-kata mereka dan pakaian mereka. Mereka adalah orang-orang yang membaca dialog, mencetak nada vokal, diksi, emosi, dan energi yang memperkuat kredibilitas pertunjukan dan mempengaruhi keterlibatan para penonton dalam cerita.. Dengan kata lain, tubuh aktor disajikan sebagai sesuatu yang hidup, terintegrasi, mampu mewujudkan karakter dengan semua tuntutan fisik dan fisik yang diperlukan oleh fiksi Trancón, 2006, halaman 148..2- TeksIni adalah tulisan yang mengangkat cerita untuk dikembangkan dan terdiri dari struktur yang mirip dengan cerita awal, tengah dan akhir, yang dalam kasus spesifik teater dikenal sebagai Pendekatan, Node atau Klimaks dan dramatis selalu ditulis dalam dialog orang pertama dan menggunakan tanda kurung ketika Anda ingin menentukan tindakan yang terjadi saat fragmen diucapkan ini dikenal sebagai bahasa acotational. Ketika karya sastra akan dibawa ke panggung atau ke bioskop, itu disebut "naskah".Tulisan ini tidak dibagi menjadi beberapa bab seperti yang biasanya dilakukan dalam novel atau jenis prosa lainnya tetapi dalam tindakan, yang pada gilirannya dapat dibagi menjadi fragmen yang lebih kecil yang dikenal sebagai adalah semangat dan asal mula teater; tanpa dia tidak mungkin berbicara tentang teater. Tingkat kebutuhan mereka sedemikian rupa sehingga "kita dapat memperhatikan akal sehat dan memverifikasi bahwa kita tidak tahu teater tanpa teks, jadi kita mulai dari hipotesis bahwa teater adalah Trancón, 2006, halaman 152 ".3- MendengarSiapa pun yang menonton pertunjukan atau menghadiri pertunjukan dianggap sebagai penonton. Tampaknya para penonton tidak ikut campur dalam pengembangan lakon tersebut, namun tujuan dari ini adalah untuk menghibur publik. Para penonton adalah raison d'être dari permainan, hubungan dibangun antara penonton dan aktor; Berkat mereka, tidak hanya siklus penciptaan-komunikasi selesai, tetapi juga umpan balik langsung diterima dari para aktor, karena tidak ada penonton pasif tetapi semua adalah pengamat kritis Trancón, 2006, yang mengembangkan persepsi positif atau negatif dari seni visual yang mereka pelengkapUnsur-unsur berikut tidak penting untuk melakukan permainan tetapi kontribusinya memberikan nilai besar pada saat membuat cerita lebih menarik, terorganisir, kredibel dan nyata. Dalam kata-kata Salvat " seperti set, lampu, alat peraga, kostum, mesin, dll, yang berkontribusi untuk menciptakan ilusi dalam realitas adegan yang tidak nyata "Salvat, 1983, halaman 13. Ini adalah1- KostumIni adalah pakaian yang dikenakan oleh para aktor. Melalui mereka dan tanpa perlu mengucapkan kata-kata, publik dapat mengidentifikasi jenis kelamin, usia, pekerjaan, status sosial dan karakteristik karakter, serta waktu di mana cerita itu terungkap..Saat ini ada seseorang yang didedikasikan khusus untuk aspek ini dan bekerja bersama dengan sutradara dan dengan para penata rias untuk menciptakan harmoni dalam konstruksi penampilan karakter..2- RiasanIni digunakan untuk memperbaiki distorsi yang disebabkan oleh pencahayaan seperti kehilangan warna atau kilau wajah berlebih. Selain itu, penerapan produk kosmetik berfungsi untuk mengkonsolidasikan karakter melalui karakterisasi eksternal, menyoroti atau menyamarkan fitur aktor atau menambahkan efek pada karakter meremajakan, menua, membuat bintik-bintik, bekas luka atau mensimulasikan luka, antara lain..3- ScenographySesuai dengan set perangkat yang digunakan untuk menyesuaikan representasi dramatis. Ini berarti bahwa itu adalah ruang di mana para aktor berinteraksi, didekorasi sedemikian rupa sehingga menunjukkan ruang geografis, temporal, historis, dan sosial tempat cerita tersebut dibuka.. Sebagian besar elemen bersifat statis dan untuk menghasilkan efek yang lebih kuat, mereka bergantung pada pencahayaan. Contoh sederhana mungkin adalah skenario "siang" dan "malam" yang atau alat yang digunakan oleh para aktor selama pertunjukan disebut ataubenda penyangga. 4- PencahayaanSeperti halnya desain himpunan, pencahayaan mencakup objek sebagai aksi mengelola lampu. Artinya, pencahayaan adalah seperangkat lampu yang digunakan selama pertunjukan artistik, serta penciptaan dan pelaksanaannya untuk membantu menyampaikan emosi, menonjolkan dan menyembunyikan aktor, dan memberikan lebih banyak ketegasan pada pemandangan, tata rias, dan SuaraDidasari oleh musik dan semua efek pendengaran untuk meningkatkan aspek akustik dari permainan kepada para aktor dan publik. Misalnya, mikrofon sehingga dialog aktor dapat didengar oleh penonton, memperkuat transmisi emosi atau tindakan seperti suara hujan atau rem mendadak DirekturIa adalah seniman kreatif yang bertanggung jawab atas koordinasi semua elemen yang mengintervensi pertunjukan, mulai dari desain set hingga interpretasi. Dia bertanggung jawab atas organisasi materi acara Ubersfeld, 2004, halaman 39.Sosok sutradara praktis baru dalam kaitannya dengan seluruh lintasan sejarah teater karya sutradara hampir tidak ada sebelum 1900 sebagai fungsi artistik yang terpisah dan sebelum teater 1750, sangat jarang Balme, 2008.Hal tersebut dibuktikan oleh fakta bahwa di teater Yunani, di teater Romawi, abad pertengahan dan Renaissance, angka ini tidak ada dalam arti kata yang ketat. Orang ini tidak hadir di panggung, tidak seperti C. 2008. Pengantar Cambridge untuk Studi Teater. Cambriddge Cambridge University M. 1993. Teori Teater. Sebuah Survei Historis dan Kritis dari Yunani ke Sekarang. New York Cornell University E., & Miller, M. C. 2007. Bagian I Komasts dan ritual preramatic. Dalam E. Csapo, & M. C. Miller, The Origins of Theatre in Ancient Grace and Beyond hlm. 41-119. New York Cambrigde University P. 1998. Seni Teater. Dalam P. Pavis, Kamus Teater. Istilah, Konsep dan Analisis halaman 388. Toronto University of Toronto Press R. 1983. Teater sebagai teks, sebagai pertunjukan. Barcelona S. 2006. Teori Teater. Madrid A. 2004. Kamus istilah kunci dari analisis teater. Buenos Aires Galerna.
Unsur pendukung adalah hal yang tidak bisa disepelekan dalam suatu pergelaran tari. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, unsur pendukung adalah sarana yang sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pagelaran. Unsur-unsur pendukung dalam pergelaran
INIRUMAHPINTAR - Inilah penjelasan paling lengkap tentang Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Modern Mancanegara. Teater berasal dari bahasa Yunani theatron yang berarti panggung tempat menonton. Pada mulanya juga diartikan sekumpulan penonton, kemudian ruang penonton, dan akhirnya berarti gedung pertunjukan seluruhnya, termasuk panggungnya. Pada masa sekarang zaman now segala yang bertalian dengan pantomim, mimik, permainan topeng, balet, opera, pertunjukan boneka marionet, deklamasi, termasuk pula sega macam adegan wayang merupakan cakupan teater. Bentuk dasar karya seni terbentuk melalui proses cipta, rasa, dan karsa. Bobot, nilai, dan mutu karya seni bergantung pada kepekaan rasa keindahan manusia penciptanya dan penyerapan serta penghargaan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, kesenian dikatakan sebagai hasil budi daya manusia yang mencerminkan ungkapan makna kehidupan. Selanjutnya, kesenian diwujudkan dan digarap dalam bentuk yang bersifat indah dan menghibur para penikmatnya sekaligus dimasukkan sebagai bagian dari kebudayaan dan nilai-nilai rohani yang mendasar dalam kehidupan manusia. Lalu, makna kehidupan dan nilai-nilai rohani itulah yang kemudian dirangkum menjadi nilai moral dalam sebuah kegiatan kesenian, termasuk seni teater. Teater, entah itu teater Nusantara ataupun teater mancanegara adalah karya seni yang tidak hanya memberi rasa bahagia bagi para penikmatnya. Akan tetapi, lebih dari itu teater juga memberi sumbangsih yang berguna bagi keluhuran budi dan kematangan jiwa. Bahkan teater bukan sekedar sebagai tontonan saja tetapi juga memberikan tuntunan kepada masyarakat penikmatnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kesenian mencerminkan ungkapan makna hidup dan makna hidup yang dimaksud adalah nilai moral. Sebagaimana teater Nusantara, teater mancanegara juga sarat dengan nilai moral dan merupakan cerminan makna hidup oleh penciptanya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh karya seni teater mancanegara di Asia. Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancanegara Contoh Karya Seni Teater Mancanegara di Asia A. Contoh Karya Seni Teater Tradisional Mancanegara di Asia Kita awali dengan mamahami konsep pengertian dari seni teater mancanegara. Karya seni teater mancanegara adalah karya seni teater yang ada di mancanegara yang masih terikat aturan kedaerahan atau adat di masing-masing daerahnya. Karya seni teater tradisional mancanegara yang terdapat di Asia, di antaranya sebagai berikut 1. Nok Nok merupakan teater atau drama tradisi Thailand yang berasal dari provinsi-provinsi selatan. Pementasan dalam lakon nok ditutup dengan prosesi keagamaan. Nok ini sebenarnya adalah reformasi seni rakyat Thailand yang bernama lakon jatri. Nok mempunyai arti di luar atau selatan. 2. Nibhathin Nibhatin adalah bentuk pertunjukan roh yang berasal dari Burma. Para pelakonnya adalah para penghibur keliling yang menggunakan agama sebagai payung bagi aktivitas sekuler mereka. 3. Hat Cheo Hat Cheo adalah bentuk tertua dari pertunjukan Vietnam. Hat Cheo adalah bentuk pembaharuan dari nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan lawakan rakyat yang dipertunjukkan oleh para petani Vietnam pada musim panen. Pertunjukan-pertunjukan rakyat kasta bawah ini lambat laun fokus pada sindiran sosial, terutama para pemegang kasta menengah ke atas yang tidak adil kepada rakyat. 4. Trott Trott merupakan drama tari di daerah pedesaan Kamboja, yakni sebuah tari berburu rusa yang khas. Pemain-pemain menggunakan topeng untuk memerankan lakon sebagai pemburu, lembu jantan, raksasa, dan rusa. 5. Noh Noh adalah bentuk teater musikal yang paling tua di negeri Sakura, Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog, tetapi juga disertai dengan nyanyian utai, tari-tarian, dan iringan musik hayashi. Ciri unik lainnya, sang aktor utama menggunakan pakaian sutra dengan corak warna-warni sembari memakai topeng kayu. Topeng-topeng tersebut bertujuan untuk memperjelas karakter tokoh-tokoh yang diperankan para pelakonnya. 6. Kabuki Kabuki merupakan sebuah bentuk teater klasik Jepang yang ber-evolusi pada permulaan abad ke-17. Istilah kabuki beranjak dari 3 huruf Jepang yaitu, ka nyanyian, bu tarian, dan ki keterampilan. Keterampilan dalam hal ini dimaksudkan adalah keterampilan menggunakan pedang. Ciri khasnya berbentuk irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostumnya sangat meriah, tata riasnya sangat mencolok, dan memakai peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di atas panggung. Tata rias wajah atau make up juga menonjolkan karakter tokoh yang dilakonkan. Lakonnya umumnya mengambil tema abad pertengahan. Selain itu, semua tokoh dalam lakon atau cerita, baik pria maupun wanita, dimainkan oleh kaum pria. 7. Bunraku Bunraku populer sekitar abad ke-16. Bunraku merupakan teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan iringan nyanyian yang sifatnya bercerita. Musik yang dimainkan adalah shamisen, yaitu alat musik petik berdawai 3. Bunraku merupakan salah satu bentuk teater yang paling halus di dunia. Para dalang atau yang menggerakkan boneka berpakaian serba hitam. 8. Kyogen Kyogen merupakan sebuah teater klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan aksi dan dialog yang amat gaya. Selain itu, dahulu teater ini dipentaskan di sela-sela pementasan noh meski sekarang terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng. 9. Mithila-Orissa Mithila-orissa berasal dari Odissi, India. Teater ini menandai adanya pengaruh tarian di dalam interaksi budaya antardaerah. 10. Pansori Pansori adalah suatu format dalam cerita. Ada seorang pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog dan nyanyian menjadi suatu cerita utuh, sedangkan pemain sandiwara yang lain menambahkan penggambaran suasana hati dan irama sesuai cerita disertai pukulan drum dan kata-kata lisan yang disebut chuimsae. Baik talchum maupun pansori tidak memiliki naskah tertulis. Keduanya menggunakan sastra lisan yang berkembang secara turun temurun. 11. Talchum Talchum secara harfiah berarti tari topeng. Talchum merupakan seni pertunjukan yang mengandung seni musik, tari, dan termasuk juga seni teater. Para pemain menggunakan topeng dan memainkan naskah dengan dialog, tarian, dan nyanyian. Oleh karena itu, pemain sandiwara bisa merahasiakan identitas mereka. Banyak dari permainan yang dimainkan mengandung syair sindiran. B. Contoh Karya Seni Teater Modern Mancanegara di Asia Karya seni teater modern di mancanegara adalah karya seni teater di mancanegara yang tidak lagi terikat aturan kedaerahan. Karya seni teater tersebut telah dimodernisasi dengan kreativitas para seniman tanpa mengindahkan aturan kedaerahan. Berikut karya seni teater modern di Malaysia dan Jepang 1. Teater Modern di Jepang Teater modern Jepang dimulai awal abad ke-20 1910 dengan tetap pada konsep shingeki percobaan gaya teater Barat dengan mengambil gaya naturalistik dan tema-tema kontemporer yang kontras dengan noh ataupun kabuki. Para periode berikutnya muncul fenomena pertumbuhan dalam drama kreasi baru, di mana memperkenalkan konsep estetik yang segar dan merevolusi teater modern ortodoks. Selain itu, digunakan gaya realistis dan bentuk drama psikologi. Contoh teater modern Jepang adalah opera Pinokio yang pernah dipentaskan oleh kelompok teater Jepang, Konnyakuza, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 16-17 Mei 2017 silam. Naskah opera Pinokio ini digarap oleh Kiyokazu Yamamoto bersama sutradara Tae Ito. Pertunjukan opera Pinokio tersebut didukung oleh empat pemain, yaitu Takao Imura, Toshiyuki Sato, Mayumi Okahara, dan Satomi Tanaka. Selain itu, diiringi permainan piano oleh Kyoko Hagi. Ceritanya sangat orisinil, menonjolkan kegembiraan Pinokio berpetualang dan menjadi dewasa setelah berpetualang. Sebagaimana kisah Pinokio yang kita kenal selama ini, opera Pinokio ini juga mengisahkan boneka kayu dan pembuat boneka tersebut, yaitu seorang kakek bernama Gepetto. Petualangan Pinokio berawal dari berangkat ke sekolah, kemudian tergoda mengikuti pertunjukan boneka. Lalu, Pinokio ditipu oleh kucing dan rubah sehingga tersesat. Oleh karena merasa lapar, ia makan tomat milik petani dan ditangkap karena dikira mencuri ayam. Pinokio dibebaskan setelah diketahui bahwa yang mencuri ayam adalah kucing dan rubah. Petualangan Pinokio berlanjut, yaitu naik kereta kuda hingga lupa wktu dan berubah menjadi keledai karena lupa wktu tersebut. Pengrajin tabuh melemparkannya ke laut dan Pinokio ditelan ikan paus. Pinokio bertemu kakek Gepetto yang juga tertelan ikan paus saat mengembara mencarinya. Mereka meloncat dari mulut ikan paus dan bebas. Pinokio telah mengembara jauh. Ia tidak hanya menjadi kuat, tetapi juga menjadi anak yang baik. Melalui opera ini, diharapkan anak-anak bersikap baik dan tumbuh menjadi manusia dewasa yang baik. Selain itu, opera ini juga menunjukkan bahwa anak-anak butuh bermain. Kelompk teater Jepang, Konnyakuza juga pernah tampil mementaskan Si Teto Robot 2001 dan Gauche the Cellist 2003 di Indonesia. 2. Teater Modern di Malaysia Teater Malaysia berjudul Angin Kering. Teater ini karya Datuk Johan Jaaffar yang menggabungkan Persatuan Kreatif Budaya Anak Seni KUBAS dan Persatuan Warisan Budaya AKRAB. Naskah Angin Kering ini mengisahkan tentang sekumpulakn manusia dari berbagai golongan yang sedang menghadapi maut karena kekeringan dan kepanasan. Keadaan tersebut mendorong para manusia tersebut berkhayal tentang kemewahan sehingga melupakan keadaan yang sebenarnya. Konflik pun muncul ketika mereka saling mencari keuntungan untuk diri sendiri. Selain itu, teater Malaysia lainnya yaitu Kerusi, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok seni Teater dan Persembahan Anak Kolej PTPL Rentak PTPL, Sabah. Juga ada teater Terdampar, karya Slwomir Mrozek yang dipentaskan oleh Sanggar Creative Production Sarawak, Selanjutnya ada teater Uraung Ulu Hatinye Luke Lagih, karya Ibrahim Mohd. Selanjutnya teater Taib yang dipentaskan oleh kelompok KEULU Terengganu. Terakhir, ada juga teater Jebat, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok Resdungis Pulau Pinang. Karya-karya seni teater tersebut turut serta dalam festival teater di Malaysia pada tahun 2006 silam. Sebagai pemenangnya yaitu teater berjudul Angin Kering, yang memperoleh 5 kategori penghargaan. 3. Teater Modern di Korea Setelah Negara Korea membuka pintu terhadap negara-negara asing pada akhir abad ke-19, muncul teater modern yang pertama, yaitu Hyopyul-Sa, pada tahun 1902. "Permainan Baru" menjadi istilah Korea untuk drama Barat pada waktu itu. Panggung teater baru, seperti Shakespeare mulai diperkenalkan sebagai gelombang baru dalam seni teater Korea. Sekarang ini format yang tradisional dilanjutkan oleh Lembaga Pelestarian Budaya. Dalam hal ini, pemerintah membiayai seniman tradisional untuk kelestarian teater tradisional. Teater Korea sekarang mempunyai 3 misi utama. Pertama, pemerintah membiayai teater, seperti Nasional Teater dan Seoul. Selain itu, pemerintah mendirikan Pusat Perbendaharaan Seni yang terdiri dari teater tradisional dan klasik Korea. Kedua, menjadikan Daehakro sebagai Broadway-nya Seoul. Banyak pertunjukan teater eksperimental dan mutakhir diselenggarakan di Daehakro. Ketiga, tujuan paling besar adalah membangun teater Korea sebagai teater yang populer. Hal ini diusahakan dengan banyak membangun gedung teater besar di Seoul yang sebagian besar digunakan untuk panggung pertunjukan musik dan menyaingi Broadway. Ciri-Ciri Teater Tradisional dan Teater Modern Mancanegara A. Teater Tradisional Mancanegara Sebagaimana teater tradisional Nusantara, teater tradisi mancanegara memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, misalnya bentuk dan cara penyajian, latar setting, gerak fisik, dan irama pengiringnya. 2. Dialognya disertai dengan improvisasi. 3. Kaya akan pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya, kisah Ramayana pada teater boneka di India. 4. Pertunjukkan diselenggarakan di pentas terbuka outdoor. 5. Latar atau setting-nya masih simple sederhana. B. Teater Modern Mancanegara Sebagaimana teater modern di Indonesia, teater modern mancanegara memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Masih menggunakan naskah 2. Terdapat kebebasan berimprovisasi 3. Dialog merupakan sampiran cerita 4. Timbul dari golongan elit atau kaum terpelajar 5. Kebanyakan berisi kritikan terhadap kehidupan masa kini. Unsur-Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Teater Modern Mancanegara Selain unsur pokok pementasan teater, terdapat juga unsur pendukung yang berperan dalam keberhasilan pementasan teater, baik teater tradisi maupun teater modern. Adapun unsur-unsur pendukung itu adalah sebagai berikut Unsur-Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Modern Mancanegara 1. Tata Rias Tata rias merupakan unsur pendukung keberhasilan suatu pementasan teater. Tata rias ini dapat mendukung kejelasan watak atau karakter tokoh yang diperankan. 2. Tata Busana Pakaian atau busana merupakan unsur yang juga dapat membantu memperjelas karakter tokoh yang diperankan. Selain itu, busana yang memadai dan tepat dapat membuat penonton lebih tertarik untuk menyaksikan pementasan teater. 3. Tata Musik Tata musik merupakan unsur pendukung pementasan teater yang dapat menghidupkan suasana lakon melalui suara. Iringan musik yang digunakan hendaknya sesuai dengan adegan yang dipentaskan sehingga benar-benar menghidupkan lakon tersebut. 4. Tata Cahaya Unsur cahaya ini mendukung pementasan teater dalam hal memberi penerangan dan melenyapkan gelap. Tata cahaya juga sangat berkaitan dengan penggambaran latar waktu dan suasana, seperti musim atau cuaca dalam adegan yang ditampilkan. Selain itu, berfungsi dalam memperkuat kejiwaan sebuah lakon. Tata cahaya dapat membuat bagian-bagian tertentu dari pentas sesuai dengan lakon yang sedang dimainkan. 5. Dekorasi Dekorasi adalah pemandangan yang menjadi latar dari sebuah tempat yang digunakan untuk memainkan lakon. Unsur ini dapat mendukung suasana lakon dalam pementasan teater. Demikianlah pembahasan lengkap tentang Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancanegara. Semoga bermanfaat!
Пዦհеክаχыки σатрола убθцушуՏаτሾб ፏዪጏ ሻυвዡጃуψጏհ
Е лևпсጧтօՕрсեтուп α утряኛэքխщθ
Цէእ уዥեክኝ уξιጫուщеОпяс ዕጨо
Իвωጡа ιኬըШጥጏዬ տаգυтэт
Σ ζ φθգሼцечТвэፒև ነտաкле экесл
Ոቆепроր аηሁχխ ጵհемεИη сեሻиςθду ሹноцюሟоψе
PengertianTata Panggung. Mengutip Modul Tema 8 Seni Budaya Teater SMA/MA oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tata panggung atau pentas pertunjukan merupakan wujud pendeskripsian isi cerita dalam naskah drama. Tata panggung dalam pentas teater berfungsi sebagai unsur yang menggambarkan situasi, kondisi, waktu dan tempat sesuai dengan
Anggotakoperasi adalah pemilik koperasi sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Sebagai seorang pemilik, anggota memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam penyertaan modal koperasi dengan membayar simpanan, melakukan pengawasan dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Rapat Anggota, sedangkan sebagai pengguna jasa atau pelanggan, anggota
.

jelaskan 2 elemen penting pendukung keberhasilan pada pertunjukan teater